Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Survei LSI: Kasus Hoax Ratna Sarumpaet Berimbas Kepada Suara Pemilih

Survei LSI: Kasus Hoax Ratna Sarumpaet Berimbas Kepada Suara Pemilih Terpelajar dan Ekonomi Mapan
Aktivis Ratna Sarumpaet (tengah) tiba di Mapolda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan di Jakarta, Kamis (4/10/2010). Pelaku hoax itu ditangkap pihak kepolisian di Bandara Soekarno Hatta saat akan pergi ke luar negeri./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Aktivis Ratna Sarumpaet (tengah) tiba di Mapolda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan di Jakarta, Kamis (4/10/2010). Pelaku hoax itu ditangkap pihak kepolisian di Bandara Soekarno Hatta saat akan pergi ke luar negeri./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA - Survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA terkait kasus hoax Ratna Sarumpaet berdampak besar terhadap suara pemilih terpelajar dan ekonomi mapan.

Peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman menjelaskan pada segmen pemilih kaum terpelajar, dukungan terhadap pasangan calon Jokowi-Ma'ruf Amin cenderung naik sementara dukungan terhadap Prabowo-Sandiaga Uno cenderung turun akibat kasus hoax Ratna Sarumpaet.

Hal yang sama juga terjadi pada segmen pemilih ekonomi mapan, pasangan Jokowi-Ma'ruf yang sebelumnya yang sebelumnya sudah unggul tipis dari pasangan Prabowo-Sandi, kini keunggulan Jokowi-Ma’ruf menjadi signifikan akibat kasus hoax Ratna Sarumpaet.

“Pemilih yang berasal dari kalangan terpelajar dan ekonomi menengah ke atas lebih banyak mengakses informasi sehari-hari termasuk informasi politik, terutama dari media sosial. Sentimen negatif kasus hoaks Ratna Sarumpaet di media sosial, seperti yang terekam dalam data situation room LSI mempengaruhi preferensi pemilih," ujarnya di Kantor LSI Denny JA, Jakarta, Selasa (23/10/2018).

Ikrama menjelaskan mengapa terjadi perubahan suara pemilih akibat kasus hoax Ratna Sarumpaet yang terjadi pada 3 Oktober Silam.

Menurutnya, segmen pemilih kalangan terpelajar dan segmen ekonomi mapan lebih sensitif dalam menilai karakter kepemimpinan, salah satunya adalah secara umum mereka tidak menyukai karakter pemimpin yang mudah terkecoh dan reaksioner terhadap suatu peristiwa.

“Apalagi peristiwa tersebut bukan peristiwa sebenarnya atau hoaks. Reaksi Prabowo dan timnya yang secara reaksioner merespon informasi sepihak dari Ratna Sarumpaet tanda ada verifikasi sebelum menyatakan sikap ke publik dianggap pemilih sebagai bagian dari kelemahan karakter kepemimpinan," jelasnya.

Selain itu, publik ingin kasus Ratna Sarumpaet menjadi momentum untuk membersihkan hoax terutama yang terjadi di media sosial.

Survei nasional LSI Denny JA dilaksanakan pada 10 Oktober - 19 Oktober 2018 melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Survei tersebut menggunakan metode multistage random sampling dengan 1200 responden dan margin of error sebesar 2,9% dan tingkat kepercayaan 97,2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper