Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gempa Sulteng, 2.256 Orang Meninggal & Kerugian Lebih Rp13,82 Triliun

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa hasil kajian dan perhitungan sementara terhadap kerugian dan kerusakan akibat bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah, per Sabtu (20/10/2018), mencapai lebih dari Rp13,82 triliun.
Kepala Pusat Data dan Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)  Sutopo Purwo Nugroho saat memberikan update kondisi gempa Lombok Timur di kantor BNPB, Jakarta, (31/7/2018)./Bisnis - Muhammad Ridwan
Kepala Pusat Data dan Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho saat memberikan update kondisi gempa Lombok Timur di kantor BNPB, Jakarta, (31/7/2018)./Bisnis - Muhammad Ridwan

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa hasil kajian dan perhitungan sementara terhadap kerugian dan kerusakan akibat bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah, per Sabtu (20/10/2018), mencapai lebih dari Rp13,82 triliun. 

Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB mengatakan bahwa angka tersebut berpeluang meningkat karena hingga saat ini Tim Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB masih terus melakukan pendataan dan penghitungan. 

"Hasil perhitungan sementara terhadap kerugian dan kerusakan akibat bencana per Sabtu (20/10/2018), mencapai lebih dari Rp13,82 triliun. Diperkirakan dampak kerugian dan kerusakan akibat bencana ini akan bertambah, mengingat data yang digunakan adalah data sementara," ujarnya, melalui keterangan resmi, Minggu (21/10/2018).

Sutopo menerangkan bahwa dari Rp13,82 triliun dampak ekonomi akibat bencana tersebut, kerugian mencapai Rp1,99 triliun dan kerusakan mencapai Rp11,83 triliun. 

Menurutnya dampak kerugian dan kerusakan akibat bencana ini meliputi 5 sektor pembangunan yaitu kerugian dan kerusakan di sektor permukiman mencapai Rp7,95 triliun, sektor infrastruktur Rp701,8 miliar, sektor ekonomi produktif Rp1,66 triliun, sektor  sosial Rp3,13 tiliun, dan lintas sektor mencapai Rp378 miliar.

Adapun dampak kerugian dan kerusakan di sektor permukiman adalah paling besar karena luas dan masifnya dampak bencana. 

Teluk Palu

Hampir sepanjang pantai di Teluk Palu bangunan rata tanah dan rusak berat. Terjangan tsunami dengan ketinggian antara 2,2 hingga 11,3 meter dengan landaan terjauh mencapai hampir 0,5 km telah menghancurkan permukiman di sana. 

Begitu juga adanya amblesan dan pengangkatan permukiman di Balaroa. Likuifaksi yang menenggelamkan permukiman di Petobo, Jono Oge dan Sibalaya telah menyebabkan ribuan rumah hilang.

Sedangkan jika berdasarkan sebaran wilayah, maka kerugian dan kerusakan di Kota Palu mencapai Rp7,63 triliun, Kabupaten Sigi Rp4,29 triliun, Donggala Rp1,61 triliun dan Parigi Moutong mencapai Rp393 miliar. 

"Perhitungan kebutuhan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana belum dilakukan perhitungan," ujarnya.

Sutopo memperkirakan bahwa untuk membangun kembali daerah terdampak bencana, nantinya pada saat periode rehabilitasi dan rekonstruksi akan memerlukan anggaran lebih dari Rp10 triliun. 

"Tentu ini bukan tugas yang mudah dan ringan, namun Pemerintah dan Pemda akan siap membangun kembali nantinya. Tentu membangun yang lebih baik dan aman sesuai prinsip build back better and safer," ujarnya.

2.256 Orang Meninggal

Sementara itu, dampak bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi yang melanda 4 daerah di Sulawesi Tengah yaitu Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi dan Parigi Moutong, hingga Minggu (21/10/2018) pukul 13.00 WIB, tercatat 2.256 orang meninggal dunia. 

Sebarannya di Kota Palu 1.703 orang meninggal dunia, Donggala 171 orang, Sigi 366 orang, Parigi Moutong 15 orang dan Pasangkayu 1 orang. Semua korban sudah dimakamkan. Sebanyak 1.309 orang hilang, 4.612 orang luka-luka dan 223.751 orang mengungsi di 122 titik.

Menurutnya banyak bangunan dan infrastruktur yang hancur akibat bencana. Kerusakan meliputi 68.451 unit rumah, 327 unit rumah ibadah, 265 unit sekolah, perkantoran 78 unit, toko 362 unit, jalan 168 titik retak, jembatan 7 unit dan sebagainya. 

"Data tersebut adalah data sementara, yang akan bertambah seiring pendataan yang terus dilakukan," ujarnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper