Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah AS Siap Bantu Investigasi Hilangnya Wartawan Arab Saudi di Turki

Pemerintah AS mengaku siap membantu penyelidikan atas hilangnya jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi.
Sejumlah aktivis HAM memegang foto jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi dalam unjuk rasa di luar Kedutaan Besar Arab Saudi di Istanbul, Turki, Selasa (9/10)./Reuters-Osman Orsal
Sejumlah aktivis HAM memegang foto jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi dalam unjuk rasa di luar Kedutaan Besar Arab Saudi di Istanbul, Turki, Selasa (9/10)./Reuters-Osman Orsal

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah AS mengaku siap membantu penyelidikan atas hilangnya jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi.
 
Hal itu disampaikan Wakil Presiden AS Mike Pence dalam wawancara dengan sebuah stasiun radio. 
 
"Saya kira AS siap membantu dalam berbagai hal," ujarnya seperti dilansir Reuters, Rabu (10/10/2018). 
 
Khashoggi terakhir kali terlihat sepekan lalu ketika masuk ke gedung Kedutaan Besar (Kedubes) Arab Saudi di Istanbul, Turki untuk mengurus dokumen pernikahannya. Tunangannya, yang menunggu di luar gedung, mengungkapkan Khashoggi tidak keluar lagi.
 
Sejumlah pihak di Turki meyakini jurnalis yang dikenal karena sering mengkritik kebijakan Arab Saudi itu telah dibunuh. Adapun Pemerintah Arab Saudi membantah telah membunuh maupun menculik Khashoggi.
 
Sumber Reuters sebelumnya menyatakan ada 15 orang berkewarganegaraan Arab Saudi, termasuk beberapa pejabat, tiba di Istanbul dan memasuki gedung Kedubes pada Selasa (2/10) yakni hari yang sama dengan Khashoggi. Orang-orang itu sudah meninggalkan Turki.
 
Sabah, surat kabar pro Pemerintah Turki, pun mengaku telah mengidentifikasi ke-15 orang tersebut dan menyatakan mereka terlibat dalam hilangnya Khashoggi. 
 
Dalam laporan yang dirilis hari ini, Sabah mengungkapkan 12 dari 15 orang itu tiba di Istanbul pada Selasa (2/10). Mereka kemudian meninggalkan Turki dalam empat waktu yang berbeda. 
 
Mereka mengatakan ke-15 orang ini menginap di Hotel Wyndham dan Movenpick, yang lokasinya tidak jauh dari Kedubes Arab Saudi. Pihak hotel telah menolak berkomentar atas hal ini.
 
Media Arab Saudi menyatakan salah satu dari 15 orang yang disebutkan dalam laporan itu adalah seorang ahli forensik dan anggota Saudi Society of Forensic Medicine.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper