Bisnis.com, JAKARTA—Mengaitkan pertemuan lMF-World Bank 2018 di Nusa Dua, Bali dengan bencana di Lombok dan Sulawesi Tengah dinilai merupakan sikap yang tidak bijak mengingat pembiayaan untuk gelaran itu sudah direncanakan sejak lama.
Direktur Relawan Jokowi-Ma'ruf, Maman Imanulhaq menyampaikan hal itu menanggapi kritik tim pakar ekonomi Prabowo-Sandi, Rizal Ramli.
Rizal sebelumnya mengaku merasa prihatin karena pemerintah menggunakan dana sekitar Rp 830 miliar untuk penyelenggaraan pertemuan International Monetary Fund (IMF)-World Bank. Padahal, ujarnya, penganggaran dan rencana pelaksanaan gelaran itu dilakukan tepatnya jauh sebelum musibah gempa yang disertai tsuami itu terjadi.
"IMF sudah direncanakan secara jauh-jauh dan ini adalah untuk kepentingan kita, untuk tinggal landas menjadi negara maju," kata Maman, Minggu (7/10/2018).
Ketua DPP PKB tersebut menegaskan bahwa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah berusaha memulihkan kembali bencana di Lombok dan Sulawesi Tengah. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya, termasuk dengan mengucurkan dana yang tidak sedikit.
Terkait hal itu Maman mengatakan dana yang digunakan oleh pemerintah untuk penyelenggaraan acara internasional sekelas IMF tidaklah besar.
"Kalau kita lihat dari jumlah APBN kita, itu tidak seberapa, tidak banyak," ujaranya.
Pertemuan IMF-World Bank 2018 diselenggarakan pada 8-14 Oktober mendatang di Nusa Dua, Bali. Sebanyak 32.000 orang telah mendaftar sebagai peserta pertemuan tahunan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel