Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Periode Panik Latari Penjarahan Pascagempa. Ini Penjelasan BNPB

Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bahwa dalam kasus bencana alam ada periode yang dinamakan dengan periode panik.
Warga korban gempa mengambil berbagai keperluan logistik dari sebuah gudang penyimpanan, di Mamboro, Palu Utara, Sulawesi Tengah, Senin (1/10/2018)./ANTARA-Muhammad Adimaja
Warga korban gempa mengambil berbagai keperluan logistik dari sebuah gudang penyimpanan, di Mamboro, Palu Utara, Sulawesi Tengah, Senin (1/10/2018)./ANTARA-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - Fenomena penjarahan atau perilaku agresif terjadi setelah bencana gempa bumi melanda Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.

Di sejumlah toko penjual makanan dan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) masyarakat mengambil sendiri apa yang mereka butuhkan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bahwa dalam kasus bencana alam ada periode yang dinamakan dengan periode panik.

“Periode Panik terjadi karena trauma dengan kejadian, selain itu kebutuhan sehari-hari terbatas adanya, itu yang menyebabkan stres, menderita,” jelasnya di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (2/10/2018).

Untuk mengatasi fenomena perilaku tersebut maka diperlukan pemulihan kondisi psikologis bagi korban.

Ia menambahkan, untuk kondisi kebutuhan sehari-hari nantinya akan terpenuhi dengan adanya bantuan yang terus dikirimkan.

“Maka perlu trauma healing agar tetap optimistis, yang namanya bantuan pasti lambat laun terpenuhi,” ungkapnya.

Sementara itu diberitakan Bisnis sebelumnya, Ketua Persatuan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) dr. Eka Viora, Sp.KJ mengatakan kepanikan masyarakat yang terjadi di Palu pascabencana merupakan reaksi normal dari situasi abnormal.

"Orang marah, orang menjarah itu reaksi," kata Eka di kantor Kementerian Kesehatan Jakarta, Selasa (2/10/2018).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper