Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belanja Konsumen AS Kian Menguat

Belanja konsumen Amerika Serikat kian menujkkan kenaikan pada Agustus 2018, menandakan pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam yang kian solid. Kondisi belanja konsumen juga sejalan dengan target inflasi The Fed yang mematok inflasi di level 2%.
Belanja di AS./.Bloomberg
Belanja di AS./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Belanja konsumen Amerika Serikat kian menujkkan kenaikan pada Agustus 2018, menandakan pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam yang kian solid. Kondisi belanja konsumen juga sejalan dengan target inflasi The Fed yang mematok inflasi di level 2%.

Berdasarkan laporan dari Departemen Perdagangan, ekonom AS menilai data inflasi akan mendukung kebijakan bank sentral untuk secara bertahap menaikkan suku bunga. Sebagaimana diketahui, pada Rabu waktu setempat, The Fed baru saja menaikkan suku bnga untuk yang ketiga kalinya pada tahun ini.

“Pertumbuhan ekonomi sangat solid dan tekanan dari inflasi mulai mereda. Kondisi ini merupakan iklim yang baik bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga secara bertahap,” ungkap Ekonom MUFG, Chris Rupkey di New York, seperti dikutip Reuters, Jumat (28/9).

Departemen Perdagangan menyebut belanja konsumen yang berkontribusi pada dua pertiga aktivitas perekonomian AS, meningkat 0,3% pada Agustus setelah sempat meningkat 0,4% pada Juli. Pada bulan lalu, belanja masyarakat didorong oleh sektor kesehatan.

Adapun, Amerika Serikat melaporkan pada kuartal II/2018 pertumbuhan ekonomi mencapai 4,2%, didorong oleh kenaikan belanja konsumen. Data-data menunjukkan belanja konsumen telah on track, dan diprediksi tumbuh 3,6% pada kuartal III/2018.

Belanja konsumen didorong oleh pengetatan pasar tenaga kerja AS yang mendorong pertumbuhan level gaji sekaligus simpanan masyarakat. Kepercayaan diri konsumen atas kondisi perekonomian pun turut menjadi faktor yang mengerek belanja konsumen.

Kendati inflasi sesuai dengan harapan, para ekonom menilai inflasi berpeluang meningkat karena perang dagang antara AS dan China yang berisiko meningkatkan harga barang-barang konsumsi. Pada awal pekan ini, AS baru saja mengenakan tarif total US$200 miliar pada barang-barang yang diimpor AS dari China.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dara Aziliya
Editor : Fajar Sidik
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper