Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dinilai Berpihak, Palestina Tolak AS Jadi Mediator dengan Israel

Presiden Palestina Mahmoud Abbas menolak Amerika Serikat menjadi mediator tunggal dalam menangani konflik di Timur Tengah saat berpidato di hadapan sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York kemarin waktu setepat.
Mahmoud Abbas/JIBI
Mahmoud Abbas/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Palestina Mahmoud Abbas menolak Amerika Serikat menjadi mediator tunggal dalam menangani konflik di Timur Tengah saat berpidato di hadapan sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York kemarin waktu setepat.

"Kami juga tak menerima mediasi tunggal Amerika dalam proses ini," ujar Abbas sebagaimana dikutip BBC.com, Jumat (28/9/2018).

Dia menjabarkan bahwa Palestina tak dapat menerima peran tunggal karena sejak Presiden Donald Trump menjabat pada 2017, AS sangat bias dan terlihat memihak Israel.

Abbas kemudian menjelaskan sejumlah keputusan kontroversial AS, mulai dari mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, pemangkasan bantuan, hingga penutupan kantor perwakilan Palestina di Washington.

"Dengan semua keputusan ini, pemerintahan tersebut memungkiri semua komitmen AS sebelumnya, dan bahkan melecehkan solusi dua negara," ujar Abbas.

Dia menilai sangat ironis melihat pemerintahan AS masih membicarakan mengenai apa yang mereka sebut sebagai 'kesepakatan abad ini.'"

Di hadapan para pemimpin dunia, Abbas pun mendesak Trump untuk segera mencabut segala keputusan kontroversial tersebut.

"Dalam acara mulia ini, saya kembali menyampaikan desakan saya kepada Presiden Trump untuk membatalkan keputusan dan dekritnya untuk menyelamatkan prospek perdamaian," kata Abbas.

Abbas berpidato di hadapan sidang Majelis Umum PBB sehari setelah giliran Trump. Dalam pidatonya, Trump menyebut bakal membeberkan rencana baru AS untuk perdamaian Palestina dan Israel pada akhir tahun ini.

Saat bertemu dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di sela sidang Majelis Umum PBB, Trump untuk pertama kalinya menyatakan dukungannya untuk solusi dua negara.

"Jika Israel dan Palestina ingin menjadi satu negara, saya mendukung. Jika mereka ingin negara masing-masing, saya mendukung. Saya senang jika mereka senang," ujar Trump.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper