Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Tuding Inggris Gunakan Kasus Racun Saraf untuk Cari Dukungan UE

Pemerintah Rusia menuding Inggris menggunakan kasus peracunan terhadap mantan agen rahasianya untuk mencari dukungan dari negara-negara Eropa lainnya di tengah pembicaraan Brexit.
Sergei Skripal berdiri di balik jeruji di ruang tahanan pengadilan Moskow, Agustus 2006./kyivpost.com-Press Service of Moscow District Millitary Court
Sergei Skripal berdiri di balik jeruji di ruang tahanan pengadilan Moskow, Agustus 2006./kyivpost.com-Press Service of Moscow District Millitary Court

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah Rusia menuding Inggris menggunakan kasus peracunan terhadap mantan agen rahasianya untuk mencari dukungan dari negara-negara Eropa lainnya di tengah pembicaraan Brexit.
 
"Tidak ada fakta yang bisa disinggung," ujar Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov seperti dilansir Reuters, Jumat (14/9/2018).
 
Inggris sebelumnya merilis informasi mengenai dua warga Rusia yang diduga meracuni Sergei Skripal dan putrinya di Salisbury pada Maret 2018. 
 
Pada Kamis (13/9), kedua orang tersebut mengklaim mereka adalah turis tidak bersalah yang terbang ke London untuk bersenang-senang. Mereka menyatakan datang ke Salisbury untuk melihat katedral di sana.
 
Lavrov juga mengaku meragukan bukti-bukti yang diperlihatkan Inggris ke negara-negara aliansinya. 
 
Sementara itu, BBC melaporkan ada dua pria Rusia yang ditahan karena telah mematai-matai laboratorium di Swiss yang digunakan untuk menyelidiki peristiwa peracunan terhadap keluarga Skripal.
 
Keduanya ditahan di Belanda dan langsung dideportasi dari negara itu. Mereka disebut memiliki perlengkapan yang bisa digunakan untuk meretas sistem komputer laboratorium tersebut. 
 
Tetapi, target mereka bukanlah sampel racun Skripal. Mereka menyasar laboratorium yang digunakan Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons (OPCW).
 
Kedua laboratorium itu berada dalam kompleks yang sama.

Sampel dugaan senjata kimia dari perang di Suriah turut diperiksa di fasilitas itu. Seperti diketahui, Rusia turut terlibat dalam perang Suriah. 
 
Dua orang ini juga berbeda dengan dua warga Rusia lainnya yang diduga meracuni Skripal dan putrinya dengan racun saraf.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters, BBC

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper