Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Ajukan Diskusi Dagang dengan China, Dolar AS Melemah

Dolar Amerika Serikat merosot di hadapan sejumlah mata uang utama karena banyak investor yang mengurangi kepemilikan safe-haven dalam dolar AS setelah muncul laporan bahwa Pemerintah AS akan kembali melakukan diskusi perdagangan dengan China.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat merosot di hadapan sejumlah mata uang utama karena banyak investor yang mengurangi kepemilikan safe-haven dalam dolar AS setelah muncul laporan bahwa Pemerintah AS akan kembali melakukan diskusi perdagangan dengan China.

Nilai tukar mata uang Paman Sam juga tertekan dari rebound euro dan pound sterling setelah pembuat kebijakan pro-Brexit yang tergabung dalam partai bersama Perdana Menteri Inggris Theresa May mengumumkan berjanji akan mendukungnya meskipun tidak menyetujui proposal Brexit May.

“Kami melihat banyak headline tentang Brexit dalam beberapa hari terakhir, yang cukup menenangkan. Dolar AS juga kini tertekan oleh ajuan AS untuk kembali melakukan pembicaraan tentang perdagangan dengan China,” ujar Paresh Upadhyaya, Direktur Strategi Mata Uang Amundi Pioneer Investment di Boston, dilansir dari Reuters, Kamis (13/9).

Pemerintah AS, dipimpin oleh Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengirim undangan ke rekanannya di Beijing dan mengajukan pembicaraan perdagangan bilateral lanjutan.

Kekhawatiran akan kenaikan tensi perdagangan antara AS dan China membuat yuan terus melemah, bersama dengan seluruh mata uang emerging market setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan kembali menjatuhkan tarif pada impor China dalam upayanya mengurangi defisit perdagangan AS dengan China.

Pada perdagangan Kamis (13/9), indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan enam mata uang utama mencatatkan penurunan 0,49% menjadi 94,78.

Mata uang euro menguat setelah pertemuan bank sentral Eropa (ECB). Para trader berupaya untuk menurunkan taruhan bearish pada mata uang itu, yang sempat melorot pada awal perdagangan Rabu (12/9) setelah pembuat kebijakan ECB mengumumkan akan memangkas perkiraan pertumbuhan keuangannya pada pertemuan Kamis (13/9).

ECB dan Bank of England (BoE), yang juga melakukan pertemuan pembuatan kebijakan pada Kamis (13/9), sangat diharapkan agar tetap menahan suku bunganya tidak berubah.

Pelemahan dolar AS membantu mata uang emerging market pulih dari pelemahan, terutama mata uang rupee India yang menyentuh titik terendah yang pernah ada menembus 72,91 rupee per dolar AS.

Pada awal Rabu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa indeks harga produksinya secara tak terduga turun 0,1% pada Agustus, mencatatkan penurunan pertama kalinya dalam 1 ½ tahun.

Laporan Beige Book dari Federal Reserve AS yang terkhir menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi AS dalam laju yang sedikit melambat dalam beberapa pekan terakhir karena banyak pebisnis mengkhawatirkan tensi perang dagang internasional.

Pembuat kebijakan The Fed diperkirakan akan menaikkan biaya pinjaman jangka pendek pada pertemuan selanjutnya 25 – 26 September mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper