Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IMF-World Bank Meeting: Tak Ada Mark Up Harga Paket Wisata Bagi Delegasi

Kementerian Pariwisata berupaya memastikan tidak ada pihak yang melakukan mark up harga paket wisata yang akan ditawarkan kepada para delegasi dan peserta IMF-World Bank Meeting yang akan diadakan pada Desember tahun ini di Bali.
Menteri Pariwisata Arief Yahya memberi paparan dalam seminar Penguatan Daya Saing Indonesia pada Perekonomian Global, di Jakarta, Selasa (30/1/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Menteri Pariwisata Arief Yahya memberi paparan dalam seminar Penguatan Daya Saing Indonesia pada Perekonomian Global, di Jakarta, Selasa (30/1/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pariwisata berupaya memastikan tidak ada pihak yang melakukan mark up harga paket wisata yang akan ditawarkan kepada para delegasi dan peserta IMF-World Bank Meeting yang akan diadakan pada Desember tahun ini di Bali.

Seperti diketahui, Kementerian Pariwisata berencana menawarkan 63 paket wisata ke tujuh destinasi dalam negeri yakni Bali, Lombok, Labuan Bajo Yogyakarta, Banyuwangi, Toraja, dan Danau Toba.

Untuk menghindari mark up harga oleh pihak tak bertanggung jawab, Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebutkan pihaknya akan langsung menyertakan harga yang ditawarkan untuk masing-masing paket yang dikirimkan pada para peserta melalui nawala atau yang lebuh dikenal dengan sebutan newsletter.

"Kita tidak mau ada premium price, dua kali lipat, tiga kali lipat. Jadi, dari awal sudah ada rupiahnya [harga paket wisata], di situ sudah ada," katanya ketika ditemui di Gedung Kemenko Maritim, Senin (10/9/2018).

Dia mencontohkan, untuk satu paket wisata berdurasi setengah bari di Bali bisa dipatok harga sebesar US$75. Adapun jenis paket yang ditawarkan bermacam-macam mulai dari mengunjungi lokasi-lokasi wisata terkenal Bali seperti Uluwatu hingga kegiatan lain seperti golf.

"Itu udah dikeluarin jadi nggak bisa main-main. [Paket wisata] per setengah hari karena rule of game-nya, orang spending, kelas menengah atas US$150 per hari," tambahnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper