Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Solo Masuk Zona Merah Penyebaran Radikalisme dan Terorisme

Solo Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu dari 12 daerah lainnya masuk zona merah penyebaran radikalisme dan terorisme di Indonesia, kata Sekretaris Kesbanglimas Jateng Suwondo.
Polisi menyisir jalan untuk mencari serpihan bom saat proses identifikasi terhadap pelaku bom bunuh diri di Mapolresta solo, Jawa Tengah, Selasa (5/7). /Antara
Polisi menyisir jalan untuk mencari serpihan bom saat proses identifikasi terhadap pelaku bom bunuh diri di Mapolresta solo, Jawa Tengah, Selasa (5/7). /Antara

Bisnis.com, SOLO -  Solo Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu dari 12 daerah lainnya masuk zona merah penyebaran radikalisme dan terorisme di Indonesia.

"Sebab sejumlah kasus terorisme yang terjadi di Indonesia, baik pelaku maupun korban berasal dari Jateng khususnya Solo dan sekitarnya,"  ujar Sekretaris Kesbanglimas Jateng Suwondo saat menjadi narasumber acara "Saring Sebelum Sharing" Literasi Digital Sebagai Upaya Pencegahan Radikalisme dan terorisme di Masyarakat, di Solo, Senin (10/9/2018).

Menurut Suwondo, banyak organisasi disinyalir menganut paham tersebut dan berkembang di Jateng seperti daerah masuk zona merah penyebaran radikalisme dan terorisme  Solo.  Daerah yang masuk zona kuning antara lain  Banjarnegara dan Banyumas, sedangkan wilayah Kedu dideteksi ada embrio yang berkembang.

Solo perlu perhatian khusus agar radikalisme dan terorisme dapat diantisipasi.  Misalnya, mewujudkan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat, komunikasi serta koordinasi yang baik antar stakeholder.

Menurut dia, jaringan terorisme dari sekian banyak kasus terorisme di Indonesia  mengalami perubahan dan perkembangan dari pola satu ke lainnya.  Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikasi penyebaran terorisme, seperti kesamaan agenda dan perjuangan.

Sumber-sumber rekrutmen kader termasuk pelibatan ustaz yang terindikasi sebagai tokoh Jamaah Islamiyah (JI) dan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) serta persinggungan individu yang satu sisi tokoh Islam radikal, tetapi juga bersinggungan.

Kepala Seksi Partisipasi Masyarakat Badan Nasional Pencegahan Terorisme Letkol Laut Setyo Pranowo  mengatakan sebagai narasumber pihaknya terus memberikan pemahaman terhadap masyarakat untuk mengantisipasi berkembangnya terorisme di masyarakat.

Selain itu, pihaknya juga melakukan kerja sama dengan 36 kementerian dan lembaga pemerintah untuk mencegah munculnya paham tersebut di masyarakat.

Narasumber lainnya, Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Jateng Budiyanto mengatakan dengan adanya internet informasi begitu cepat sampai semua orang, terbukti revolusi industri reformasi cepat dan dahsyat perkembangannya.

"Hal ini, sering dimanfaatkan kelompok radikalisme misal rekrutmen, aksi teror, menyebarkan informasi yang tidak benar," ujarnya.

Budyanto mengatakan untuk pencegahan BNPT kemudian membentuk FKPT sekaligus mitra kerja dalam pencegahan adanya radikalisme dan terorisme. Misalnya, bagaimana Jateng bebas teror bom karena ada FKPT yang dapat mengkoordinasikan semua elemen masyarakat bersama sama mencegah terorisme di Jateng. Jika ini berfungsi insyaallah Jateng dan Indonesia bebas adanya terorisme.

"Polri seperti Densus 88 tugasnya penindakan. Jika masyarakat luas dan FKPT pencegahan." katanya.

Wakil Dewan Pers Jimmy Silalahi menyampaikan soal berita hoax dan radikalisme. Masyarakat harus dapat membedakan antara informasi dan berita.

Menurut Jimmy informasi yang berkembang di media sosial yakni potongan pesan atau kumpulan pesan awal yang disampaikan seseorang dan diterima oleh seseorang/institusi media, sedangkan berita atau media informasi  yakni kumpulan info media yang disampaikan kepada publik yang telah dicek kebenarannya dan diverifikasi oleh wartawan.

"Masyarakat bisa mengecek kebenarannya dengan informasi yang berkembang di medsos atau hanya sekedar hoaks saja. Hal ini, yang sering dimanfaatkan oleh kelompok radikalisme untuk membuat ketakutan dan sebagainya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : ANTARA

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper