Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PILPRES 2019: Ini Strategi Kominfo Menyejukkan Media Sosial

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) akan memaksimalkan kinerja mesin dan tim pengais konten negatif di dunia maya dengan menambahkan kata kunci terkait serangan terhadap masing-masing pasangan capres-cawapres sehingga Pilpres 2019 berlangsung dengan sejuk.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin (kiri) bersama Menkominfo Rudiantara meluncurkan fatwa hukum dan pedoman dalam beraktivitas di media sosial (medsos) atau muamalah medsosiah, di Jakarta, Senin (5/6)./Antara-Muhammad Adimaja
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin (kiri) bersama Menkominfo Rudiantara meluncurkan fatwa hukum dan pedoman dalam beraktivitas di media sosial (medsos) atau muamalah medsosiah, di Jakarta, Senin (5/6)./Antara-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) akan memaksimalkan kinerja mesin dan tim pengais konten negatif di dunia maya dengan menambahkan kata kunci terkait serangan terhadap masing-masing pasangan capres-cawapres sehingga Pilpres 2019 berlangsung dengan sejuk.

Plt Kepala Biro Humas Kemkominfo, Ferdinandus Setu mengakui jelang Pilpres 2019 potensi konflik pada sejumlah media sosial akan semakin memanas dan tidak terkendali. Menurutnya, salah satu tekhnik untuk menyejukkan Pilpres 2019 yaitu melakukan penyaringan konten negatif dan memaksimalkan sumber daya manusia (SDM) tim pengais konten agar bisa menyaring seluruh obrolan yang diduga mengandung unsur negatif, sehingga Pilpres 2019 bisa berlangsung dengan aman dan sejuk.

"Kami akan memastikan 80 anggota tim pengais konten, termasuk di dalamnya 50 orang tim verifikator yang bekerja 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu akan bekerja lebih optimal lagi," tuturnya, Senin (10/9/2018).

Pria yang akrab disapa Nando itu juga mengatakan Kemkominfo akan bekerja sama dengan penyedia platform media sosial selama Pilpres berlangsung.

Menurutnya, tujuan kerja sama itu adalah untuk menangkal dan melawan berita hoax yang beredar selama Pilpres 2019.

"Kami juga akan meningkatkan kinerja mesin pengais konten dengan menambahkan kata kunci tambahan terkait serangan terhadap personal capres-cawapres," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper