Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sikap Mendua Partai Demokrat Timbulkan Persepsi Miring

Dispensasi yang diberikan Partai Demokrat bagi kadernya yang mendukung pasangan Capres Jokowi-Ma’ruf terus menjadi polemik di kalangan politisi dan pengamat.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) menyampaikan keterangan pers bersama kepada wartawan usai pertemuan tertutup di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (30/7/2018). Partai Demokrat resmi berkoalisi dengan Partai Gerindra dalam Pilpres 2019. Antara-Sigid Kurniawan
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) menyampaikan keterangan pers bersama kepada wartawan usai pertemuan tertutup di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (30/7/2018). Partai Demokrat resmi berkoalisi dengan Partai Gerindra dalam Pilpres 2019. Antara-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA—Dispensasi yang diberikan Partai Demokrat bagi kadernya yang mendukung pasangan Capres Jokowi-Ma’ruf terus menjadi polemik di kalangan politisi dan pengamat.

Anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade mengakui sikap Partai Demokrat tersebut telah menimbulkan persepsi miring.

Meski demikian, dia menganggap persepsi miring tersebut merupakan dinamika demokrasi.

"Wajar kalau ada persepsi masyarakat, persepsi publik melihat PD bermain dua kaki, membiarkan kader-kadernya mendukung Pak Jokowi,” ujarnya, Senin (10/9).

Dia berpendapat biarkanlah Partai Demokrat yang meluruskan persepsi masyarakat seperti itu.

Akan tetapi terlepas dari dinamika tersebut, Gerindra memastikan koalisi kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dengan Demokrat tetap solid.

"Itu kan urusan rumah tangga PD, ya. Kami, Gerindra tentu tak mau mencampuri internal PD. Yang pasti sampai saat ini koalisi empat partai ini (Gerindra-PKS-PAN-Demokrat) sangat solid, termasuk Demokrat yang selama ini pimpinan PD selalu hadir dalam rapat-rapat kami," katanya. 

Sementara itu, Pengamat politik Surokim Abdussalam menilai keputusan DPP Partai Demokrat membolehkan kadernya mendukung Joko Widodo-Maruf Amin menunjukkan bahwa partai tersebut gamang dalam melangkah. 

Kondisi itu, menurutnya, berpotensi memunculkan ketidakpercayaan di kalangan partai koalisi.

"Demokrat semakin gamang melangkah dan potensial kehilangan trust dari sesama partai koalisi karena hanya berpikir kepentingannya sendiri," katanya.
 
Dia menegaskan, dalam jangka pendek, keputusan itu dinilai menguntungkan. Akan tetapi, kondisi itu akan berdampak buruk dalam hubungan antar partai koalisi. 
 
Dia menyebut keputusan itu tidak cocok dengan fatsun  partai modern. Pasalnya, semua bergerak tanpa komando dan tidak terstruktur. 

Partai Demokrat secara resmi mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pemilihan Presiden 2019. Keputusan itu diambil menjelang detik-detik pendaftaran di KPU.

Akan tetapi PD diketahui memberikan dispensasi kepada kadernya yang juga Gubernur Papua, Lukas Enembe, untuk mendukung Jokowi. Salah satu alasan Lukas mendapat dispensasi karena mayoritas mendukung Jokowi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper