Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Taliban Serang 3 Bus Berpenumpang Sipil di Afghanistan

Kelompok pemberontak Afghanistan menyerang 3 bus yang berpenumpang 200 orang di tengah tawaran gencatan senjata dari Pemerintah Afghanistan terhadap Taliban.
Helikopter Black Hawk AS di Afghanistan/Reuters-Erik De Castro
Helikopter Black Hawk AS di Afghanistan/Reuters-Erik De Castro

Bisnis.com, JAKARTA -- Kelompok pemberontak Afghanistan menyerang 3 bus yang berpenumpang 200 orang di tengah tawaran gencatan senjata dari Pemerintah Afghanistan terhadap Taliban.
 
Peristiwa itu terjadi pada Senin (20/8). Para penumpang disebut tengah dalam perjalanan wisata menjelang perayaan Iduladha. 
 
Reuters melansir Selasa (21/8/2018), sebagian besar warga sipil yang disandera telah dibebaskan tapi Taliban tetap menahah setidaknya 20 tentara dan polisi Afghanistan.
 
"Lebih dari 160 warga sipil sudah kembali ke rumah masing-masing dengan aman, tapi setidaknya 20 tentara dan polisi dibawa ke lokasi rahasia oleh Taliban," ungkap anggota parlemen Kunduz Ghulam Rabani Rabani. 
 
Juru bicara Pemerintah Provinsi Kunduz Esmatullah Muradi mengungkapkan penyanderaan terjadi ketika bus-bus tersebut melewati Kunduz dari Provinsi Takhar.
 
"Bus-bus itu diberhentikan oleh Taliban, penumpang dipaksa turun, dan mereka dibawa ke lokasi rahasia," paparnya.
 
Bus disergap setelah Taliban mendapat informasi dalam bus tersebut terdapat banyak anggota keamanan Afghanistan yang tengah menuju Kabul. 
 
Kemarin, Taliban juga telah menolak tawaran gencatan senjata dari Pemerintah Afghanistan dan menyatakan akan melanjutkan serangan mereka. Presiden Afghanistan Ashraf Ghani sebelumnya telah mengajak Taliban melakukan gencatan senjata selama tiga bulan, dimulai dari Iduladha pekan ini. 
 
Penolakan didasari kekhawatiran kemungkinan kembali masuknya AS ke negara itu. Dalam gencatan senjata singkat ketika Idulfitri 2018, Taliban menuding kesempatan itu dimanfaatkan oleh militer AS untuk memperkuat posisinya lagi di negara Asia Selatan itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper