Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Tuduh China dan Eropa Manipulasi Mata Uangnya

Presiden AS Donald Trump menuding China dan Uni Eropa memanipulasi mata uangnya di tengah tekanan dari kenaikan tarif impor yang dikenakan AS.
Presiden AS Donald Trump saat pertemuan di Istana, Singapura, 11 Juni 2018./Reuters
Presiden AS Donald Trump saat pertemuan di Istana, Singapura, 11 Juni 2018./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden AS Donald Trump menuding China dan Uni Eropa memanipulasi mata uangnya di tengah tekanan dari kenaikan tarif impor yang dikenakan AS.
 
"Apa yang mereka lakukan sekarang adalah mengompensasi biaya yang mereka keluarkan.. ratusan juta dolar AS dan di beberapa kasus mencapai miliaran dolar AS ke AS. Sekarang mereka mengakomodasi hal ini dan saya tidak. Saya tetap menang," paparnya dalam sebuah wawancara dengan Reuters, Senin (20/8/2018) waktu setempat.
 
Trump sudah beberapa kali menyampaikan hal ini, tapi Pemerintah AS tidak pernah mengatakannya secara resmi. Sejak awal 2018, dolar AS menguat 5,35% terhadap yuan.
 
Adapun euro sudah melemah 4,3% terhadap dolar AS pada tahun ini. Tekanan yang muncul disebabkan adanya kekhawatiran terhadap laju pertumbuhan ekonomi di Zona Eropa dan memanasnya hubungan dagang dengan Negeri Paman Sam. 
 
Seperti diketahui, AS bersikeras agar China memangkas surplus neraca dagangnya menjadi US$200 miliar dalam dua tahun. Pada 2017, Negeri Panda mencatatkan surplus neraca dagang sebesar US$275,81 miliar dengan AS. 
 
Sejak Maret 2018, Trump juga telah mengumumkan akan menerapkan tarif impor baru bagi produk baja dan aluminium, masing-masing sebesar 25% dan 10%. Hal ini berlaku juga untuk produk dari China dan Eropa. 
 
Reaksi negatif terhadap kebijakan itu pun bermunculan. Pemerintah China dan Uni Eropa (UE) pun mengancam menerapkan kebijakan yang sama terhadap sejumlah produk AS.
 
Sejak saat itu, tensi dagang antara ketiganya masih tetap tinggi walaupun berbagai pembicaraan dagang telah dilakukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper