Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketua DPR Bambang Soesatyo: Tidak Ada Itu Mahar Politik

Ketua DPR Bambang Soesatyo tidak yakin ada mahar politik dalam kontestasi menuju Pemilihan Presiden (PIlpres) 2019. Besarnya anggaran yang dibutuhkan dalam kontestasi pilpres merupakan hal yang wajar.
Ketua DPR Bambang Soesatyo./ANTARA-Elang Senja
Ketua DPR Bambang Soesatyo./ANTARA-Elang Senja

Kabar24.com, JAKARTA — Ketua DPR Bambang Soesatyo tidak yakin ada mahar politik dalam kontestasi menuju Pemilihan Presiden (PIlpres) 2019. Besarnya anggaran yang dibutuhkan dalam kontestasi pilpres merupakan hal yang wajar.

Bambang meminta tim pemenangan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dan Joko Widodo-Ma’ruf Amin untuk berkonsentrasi pada pemenangan calon masing-masing dan tidak termakan isu mahar politik.

“Saya tahu persis, tidak ada mahar-mahar itu. Yang ada hanyalah bagaimana tarik ulur itu menyangkut masalah pemenangan pasangan. Apalagi masalah isu-isu Rp500 miliar, itu tidak ada,” ujarnya dikutip dari keterangan resminya di situs DPR, Rabu (15/8/2018).

Menurutnya, ongkos politik di Indonesia memang cukup mahal karena calon tentu perlu untuk mendongkrak citra melalui berbagai macam atribut dan perlengkapan. Tidak hanya di situ saja, ongkos politik juga dimanfaatkan untuk mendekatkan informasi mengenai visi-misi kepada masyarakat agar calon tersebut mendulang suara sebanyak-banyaknya.

“Terkait cost politik di negara ini sudah pasti mahal, pemilihan anggota DPRD saja, dan bupati, gubernur juga mahal. Apalagi ini pemilihan presiden sudah pasti jauh lebih mahal,” ujarnya.

Dalam kontestasi pilpres dan pemilihan legislatif (Pileg) seperti ini, sebenarnya negara juga sudah menggelontorkan dana triliunan rupiah.

Dia menilai bila ini dikelola dengan baik, seharusnya tidak ada lagi biaya yang dikeluarkan oleh para kandidat selain untuk publikasi dan kampanye

Bambang mengajak masyarakat agar lebih santun dalam mendukung pasangan capres-cawapres pilihannya.

“Daripada merendahkan dan menghina pasangan lain, ada baiknya kita fokus meningkatkan popularitas dan elektabilitas pasangan yang kita dukung,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper