Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Malaysia Berniat Batalkan Proyek Infrastruktur yang Didukung China

Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad menyatakan berencana membatalkan proyek infrastruktur bernilai miliaran dolar AS yang didukung China, yang diteken oleh pemerintahan sebelumnya.
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Muhamad menyalami para pelajar, di sela-sela upacara penyambutannya di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/6/2018)./Reuters-Darren Whiteside
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Muhamad menyalami para pelajar, di sela-sela upacara penyambutannya di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/6/2018)./Reuters-Darren Whiteside

Bisnis.com, JAKARTA -- Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad menyatakan berencana membatalkan proyek infrastruktur bernilai miliaran dolar AS yang didukung China, yang diteken oleh pemerintahan sebelumnya.
 
Dalam wawancara dengan The Associated Press, seperti dilansir Bloomberg, Senin (13/8/2018), Mahathir menegaskan dirinya ingin menjalin hubungan baik dengan China dan menerima investasi dari negara itu. Namun, proyek serta investasi yang masuk haruslah menguntungkan Malaysia.
 
Proyek yang menjadi sorotannya adalah jaringan pipa energi dan proyek rel kereta di wilayah timur Semenanjung Malaysia yang dinamakan East Coast Rail Link.
 
"Kami merasa kami tidak memerlukan dua proyek itu. Kami merasa dua proyek itu tidak perlu diteruskan. Jadi, kalau bisa, kami ingin menghentikannya," ungkapnya.
 
Pada masa pemerintahan Najib Razak, Malaysia turut masuk dalam proyek ambisius One Belt One Road (OBOR) yang digencarkan Presiden China Xi Jinping. Lewat proyek infrastruktur skala besar itu, Negeri Panda ingin membangun Jalur Sutra modern.

Namun, Mahathir telah memerintahkan penundaan pengerjaan proyek yang dibangun oleh BUMN China itu dan meminta pemangkasan biaya. Secara keseluruhan, nilai proyek itu diperkirakan mencapai lebih dari US$22 miliar atau sekitar Rp321,74 triliun.

Selain Malaysia, proyek yang mencakup pelabuhan, rel kereta, dan lain-lain itu juga melewati negara-negara Asia Tenggara lainnya, Asia Tengah, hingga ke Eropa.
 
Penundaan ini juga dilakukan di tengah upaya Mahathir menekan jumlah utang Malaysia. Dia sebelumnya menilai pemerintahan sebelumnya memperburuk jumlah utang negara. 

Adapun Najib sedang tersangkut kasus penyalahgunaan dana 1Malaysia Development Berhad (1MDB), yang bisa menjadi skandal korupsi terbesar Malaysia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper