Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden PKS Sebut Sandiaga Uno Post-Islamisme, Seperti Apakah Itu?

Sandiaga dan para tokoh post-Islamisme tidak lagi terobsesi dengan penerapan ajaran Islam yang kaku. "Seperti penerapan hukum syariah secara kaku dalam kenyataan politik sehari-hari,"
Pasangan bakal calon presiden Prabowo Subianto (tengah), dan bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno (kanan), berfoto bersama Ketua Komando Tugas Bersama Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, saat tiba di kantor Komisi Pemilihan Umum Jakarta, Jumat (10/8/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Pasangan bakal calon presiden Prabowo Subianto (tengah), dan bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno (kanan), berfoto bersama Ketua Komando Tugas Bersama Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, saat tiba di kantor Komisi Pemilihan Umum Jakarta, Jumat (10/8/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Sebutan santri post-Islamisme untuk calon wakil presiden Sandiaga Uno dari Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman banyak dipertanyakan di media sosial.

Wakil Ketua Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Dewan Pimpinan Pusat PKS Sukamta menjelaskan apa yang dimaksud dengan istilah itu dan mengapa pihaknya menganggap Sandiaga termasuk kriteria tersebut.

Menurut Sukamta, salah satu ciri Sandiaga yang bisa dilihat sebagai sosok santri post-Islamisme adalah kedekatan dengan tokoh-tokoh agama. "Kedekatan dengan ulama dan perilaku Islami yang menunjukkan kesalehan pribadi itu bagian tidak terpisahkan," katanya lewat pesan singkat kepada Tempo, Sabtu, 11 Agustus 2018.

Sukamta menjelaskan, ciri utama aktivis post-Islamisme adalah cenderung pragmatis, realistis, dan bersedia berkompromi dengan realitas meski tidak selalu ideal. Namun ia membantah Sandiaga atau aktivis post-Islamisme ini sekuler.

Dia menilai Sandiaga dan para tokoh post-Islamisme tidak lagi terobsesi dengan penerapan ajaran Islam yang kaku. "Seperti penerapan hukum syariah secara kaku dalam kenyataan politik sehari-hari," ucapnya.

Anggota Komisi Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat ini berujar post-Islamisme adalah tahapan terkini dari gerakan dakwah Islam setelah revivalisme dan strukturalisme Islam. Gerakan ini mulai menguat seiring dengan kebangkitan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) di Turki.

Sukamta menuturkan, secara singkat, post-Islamisme adalah gerakan yang lebih mementingkan tercapainya esensi Islam, moderat, menyatu dengan sistem yang sedang berjalan, yaitu demokrasi. Pendekatan mereka lebih pragmatis, yaitu tercapainya target riil, seperti ekonomi, pembangunan, pertumbuhan, dan kesejahteraan masyarakat secara umum.

"Pak Sandi disebut oleh Presiden PKS sebagai santri post-Islamisme karena memang beliau mewakili tipologi aktivis dakwah Islam seperti tersebut di atas," tuturnya.

Presiden PKS Sohibul Iman, dalam sambutannya saat deklarasi Prabowo - Sandiaga Uno sebagai calon presiden dan wakil presiden, menyebut Wakil Gubernur DKI Jakarta itu sebagai santri post-Islamisme.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Fajar Sidik
Sumber : Tempo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper