Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Sentral China Tak Akan Intervensi Yuan Hadapi Risiko Eksternal

Bank Sentral China (PBOC) mengumumkan tidak akan menggunakan yuan sebagai perangkat perang dagang maupun isu eksternal lainnya. Selain itu, PBOC juga tidak akan memberikan stimulus ekonomi secara besar-besaran.

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Sentral China (PBOC) mengumumkan tidak akan menggunakan yuan sebagai perangkat perang dagang maupun isu eksternal lainnya. Selain itu, PBOC juga tidak akan memberikan stimulus ekonomi secara “besar-besaran”.

Berdasarkan laporan moneter kuartalan PBOC, bank sentral tidak akan mengimplementasikan stimulus dalam bentuk yang banyak.

“Kebijakan moneter prudensial harus tetap netral dan menjaga keseimbangan di antara pengetatan dan pelonggaran,” tulis laporan tersebut seperti dilansir Bloomberg, Sabtu (11/8/2018).

Hal itu memperlihatkan bias yang sedikit lebih longgar ketimbang tiga bulan lalu.

Adapun PBOC telah menginjak jalur yang berkerikil karena upayanya untuk mengetatkan pertumbuhan utang berisiko di China.

Pasalnya, di saat bersamaan PBOC juga harus memastikan perusahaan tetap dapat meminjam untuk berivestasi demi menopang pertumbuhan ekonomi.

Oleh karena itu, otoritas moneter China tersebut menyebut akan lebih fleksibel di dalam mengombinasikan berbagai perangkat kebijakan moneter dan memperkuat manajemen makro-prudensial ekonomi.

“Kami juga akan meningkatkan layanan keuangan dengan meningkatkan penawaran dan kompetisi,” tulis PBOC.

Kendati PBOC melihat beberapa risiko (dari eskalasi tensi dagang, volatilitas keuangan di emerging market, dan kerentanan keuangan global), PBOC menyatakan tidak akan mendevaluasi yuan maupun menggunakan yuan untuk menghadapi pergolakan eksternal.

Zhu Qibing, Kepala Analis Makroekonomi di BOC International China Ltd. di Beijing menyatakan komentar PBOC tersebut memperlihatkan bahwa bank sentral tidak akan campur tangan di dalam pasar valas pada hari-hari normal, “namun akan mengintervensi pada even-even seperti terjadi fluktuasi masif.”

Adapun PBOC melanjutkan, pekerjaan untuk mencapai pertumbuhan berkualitas baik telah menjadi lebih sulit.

PBOC menilai, pengetatan kondeisi keuangan domestik dan perlambatan pertumbuhan investasi infrastruktur di China saat ini memang bakal merugikan ekonomi Negeri Panda untuk jangka pendek, namun akan menguntungkan untuk jangka panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper