Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Turki Akan Kurang Tingkat Pinjaman Pemerintah

Pemerintah Turki pun mulai angkat bicara di tengah gejolak ekonomi yang terus berlangsung di negaranya.

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Turki pun mulai angkat bicara di tengah gejolak ekonomi yang terus berlangsung di negaranya.

Kementerian Keuangan Turki mengumumkan akan mengurangi target tingkat pinjaman pemerintah. Hal itu dilakukan untuk mengurangi selisih anggaran dalam jangka menengah.

Melalui pernyataan tertulis, pemerintah menyebutkan bahwa rasio perputaran utang domestik Turki akan menjadi 104% pada akhir tahun ini atau turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 110%.

“Pemangkasan anggaran dan peningkatan pendapatan diharapkan dapat menguntungkan pemerintah sebesar 35 miliar lira hingga akhir tahun dan surplus anggaran pemerintah bisa mencapai 5 miliar lira ketika utang dibayar, tanpa menghitung bunga,” tulis pernyataan resmi Kementerian Keuangan yang dikutip Bloomberg, Kamis (9/8/2018).

Pengumuman tersebut merupakan yang pertama kalinya dari otoritas Turki sejak perekonomian Turki terguncang akibat sanksi dari AS pekan lalu setelah Turki menahan pastor asal AS yang diduga sebagai mata-mata.

Namun, pengumuman tersebut tidak begitu mempengaruhi nilai tukar lira terhadap dolar AS. Pada perdagangan Kamis (9/8) pukul 18.32 WIB, lira ditransaksikan melemah 2,43% ke 5,4072 per dolar AS.

Sementara itu, posisi pada awal tahun tercatat 3,7910 lira Turki per dolar AS, sehingga sepanjang tahun ini, lira telah anjlok lebih dari 40%.

Pada pekan lalu, AS memberlakukan sanksi ekonomi untuk dua orang menteri Turki berupa pembatasan transaksi keuangan dengan Negeri Paman Sam.
Meno Stroemer, Head of Corporate Bonds di Fisch Asset Management AS, menilai pasar primer untuk Turki saat ini sedang tertutup.

“Lihat saja bagaimana AS mengirimkan pesan yang keras, berupa sanksi. Hal itu bisa membuat segalanya menjadi rumit dan bermasalah, serta jelas sekali menambah risiko terhadap investasi,” katanya, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (9/8/2018).

Adapun, pemegang investasi obligasi untuk utang perusahaan dari Turki telah merugi 10% pada tahun ini, kerugian yang bahkan lebih besar ketimbang di Argentina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper