Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kumpulan Cuitan Andi Arief yang Bikin ‘Panas’ PAN, Gerindra, PKS #JenderalKardus

Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief membuat ‘panas’ suhu politik jelang batas akhir pendaftaran capres dan cawapres pada Jumat (10/8/2018).
Andi Arief/Istimewa
Andi Arief/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief  membuat ‘panas’ suhu politik jelang batas akhir pendaftaran capres dan cawapres pada Jumat (10/8/2018).

Cuitan yang membuat geger peta politik Indonesia itu muncul pada Rabu (8/8/2018) malam, ketika capres Prabowo Subianto dari Partai Gerindra bersama mitra koalisinya, PAN, PKS membahas calon wakil Presiden.

Awalnya, nama putra pendiri Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimuti Yudhoyono (AHY) digadang-gadang sebagai capres Prabowo selain Ustaz Abdul Somad, Anies Baswedan.

Belakangan, justru nama Wagub DKI Jakarta Sandiaga Uno yang muncul dan menguat disandingkan dengan Prabowo. Hal ini membuat gerah Demokrat, terlebih Andi Arief menyebut bahwa Sandiaga Uno menggelentorkan uang Rp500 miliar untuk PAN, dan PKS demi memuluskan jalannya menjadi cawapres Prabowo.

Andi Arief pun mencuit, dan menyebut Prabowo Subianto sebagai ‘jenderalkardus’, dan menolak kedatangan Prabowo ke kediaman SBY di Mega Kuningan Jakarta Selatan pada Rabu (8/8/2018) malam.

Kumpulan Cuitan Andi Arief yang Bikin ‘Panas’ PAN, Gerindra, PKS #JenderalKardus

@AndiArief_Prabowo ternyata kardus, malam ini kami menolak kedatangannya ke kuningan. Bahkan keinginan dia menjelaakan lewat surat sudah tak perlu lagi. Prabowo lebih menghatgai uang ketimbang perjuangan. Jendral kardus.

Cuitan ini kemudian disusul tweet berikutnya:

@AndiArief_Prabowo ternyata kardus, malam ini kami menolak kedatangannya ke kuningan. Bahkan keinginan dia menjelaakan lewat surat sudah tak perlu lagi. Prabowo lebih menghatgai uang ketimbang perjuangan. Jendral kardus.

@AndiArief_Jenderal Kardus punya kualitas buruk, kemarin sore bertemu Ketum Demokrat dengan janji manis perjuangan. Belum dua puluh empat jam mentalnya jatuh ditubruk uang sandi uno untuk mengentertain PAN dan PKS.

@AndiArief_Partai Demokrat tidak alami kecocokan karena Prabowo dalam menentukan cawapresnya dengan menunjuk orang yang mampu membayar PKS dan PAN. Ini bukan DNA kami.

Cuitan Andi Arief soal ‘mahar’ pencalonan Sandiaga ini dibalas oleh PKS dengan rencana menempuh jalur hukum.

Ketua DPP PKS Ledia Hanifa mengatakan bahwa tudingan Andi Arief tersebut sangat serius. Pasalnya, menerima mahar politik dalam proses pencalonan presiden merupakan tindakan pidana pemilu yang fatal.

"Pernyataan Andi Arief jelas fitnah keji. Ini tudingan tidak main-main yang memiliki konsekuensi hukum terhadap yang bersangkutan," kata Ledia, Kamis (9/8/2018).

Dia menyebut Andi Arief sebagai petinggi partai politik yang sempat berkuasa di Indonesia tidak selayaknya sembarangan melempar fitnah kepada institusi secara terbuka. Karena itulah PKS siap untuk membawa cuitan fitnah Andi Arief ke ranah hukum.

Kumpulan Cuitan Andi Arief yang Bikin ‘Panas’ PAN, Gerindra, PKS #JenderalKardus

Kemudian, pada Kamis (9/8/2018) pagi, Andi Arief kembali mencuit,  kali ini soal utusan Sandiaga Uno bertemu dirinya untuk menggulingkan pencalonan Prabowo-AHY.

@AndiArief_Suatu hari Utusan Sandi Uno diutus bertenu saya untuk menggulingkan pencalonan Prabowo-AHY menjadi Sandy-AHY, Esoknya saya ditenukan dengan Sandi Uno. Saya sampaikan ke SBY, lalu SBY bilang ; *Saya tak akan pernah khianati Prabowo,*

@AndiArief_Saya tidak kecewa sedikitpun pada pencapresan Prabowo - Sandi Uno. Saya hanya ingin tuit ini didengar Prabowo bahwa orang yang akan menjadi cawapresnya adalab yg dua minggu lalu akan menggulingkannya.

Berbeda dengan cuitannya yang bikin panas situasi jelang pendaftaran pilpres, Andi Arief pun mecuit bahwa Demokrat merasa ada jalan yang salah ditempuh Prabowo dalam memimpin koalisi yang terdiri dari parpol Gerindra, PAN, PKS dan Demokrat.  Namun, Demokrat memilih masih berada di koalisi Prabowo.

@AndiArief_Meski Partai demokrat merasa ada jalan salah yang ditempuh Prabowo dalam memimpin koalisi ini, namun sampai siang ini kami masih berada dalam barisan koalisinya. Sampai detik ini.

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper