Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Iran Tolak Ajakan Perundingan Trump

Presiden Iran Hassan Rouhani menolak ajakan perundingan dari AS menjelang penerapan sanksi baru terhadap negara Timur Tengah tersebut oleh Negeri Paman Sam.
Fasilitas pengayaan nuklir Iran di Natanz/Reuters-Presidential Official Website-Handout
Fasilitas pengayaan nuklir Iran di Natanz/Reuters-Presidential Official Website-Handout

Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Iran Hassan Rouhani menolak ajakan perundingan dari AS menjelang penerapan sanksi baru terhadap negara Timur Tengah tersebut oleh Negeri Paman Sam.
 
AS akan kembali menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran dengan tujuan melemahkan ekonomi negara tersebut. Hal ini dilakukan menyusul keluarnya AS dari komitmen nuklir damai, meninggalkan sekutu Eropanya dalam pembicaraan yang sudah berlangsung sejak 2015.
 
"Kami selalu mendahulukan diplomasi dan negosiasi... Tetapi, suatu pembicaraan memerlukan kejujuran," ujar Rouhani seperti dilansir dari Reuters, Selasa (7/8/2018).
 
Dia melanjutkan AS menjatuhkan sanksi kepada Iran dan keluar dari kesepakatan nuklir, lalu sekarang ingin berbicara dengan Teheran. 
 
"Ajakan pembicaraan dari Trump [Presiden AS Donald Trump] hanya untuk menarik perhatian warga AS sebelum Pemilu... dan menimbulkan kekacauan di Iran," tutur Rouhani.
 
Bulan lalu, Trump mengatakan bersedia bertemu dengan Rouhani tanpa syarat untuk membicarakan perbaikan hubungan kedua negara.
 
Para pejabat pemerintah dan komandan militer Iran menolak ajakan tersebut dan menyebutnya sebagai sesuatu yang sia-sia dan hanya mimpi. Mereka menyatakan ucapan Trump berbanding terbalik dengan sikapnya menjatuhkan sanksi. 
 
Berdasarkan kesepakatan nuklir damai pada 2015, Iran sepakat untuk memangkas program nuklirnya sebagai ganti pencabutan sanksi ekonomi. Namun, Pemerintahan Trump menilai hal itu tidak cukup dan ingin Iran kembali meja perundingan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper