Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sambut Asian Games, Politisi Demokrat Ini Minta Hentikan Polarisasi Politik

ajang olahraga bangsa-bangsa Asia yang akan segera berlangsung di Jakarta dan Palembang itu seharusnya bisa dijadikan momentum pemersatu bangsa Indonesia, yang saat ini sedang hanyut oleh euforia tahun politik.
Wapres Jusuf Kalla, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono makan pisang di samping Kali Item, Jakarta Pusat, Jumat (3/8)./Dok.Setwapres
Wapres Jusuf Kalla, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono makan pisang di samping Kali Item, Jakarta Pusat, Jumat (3/8)./Dok.Setwapres

Bisnis.com, JAKARTA – Walaupun jadi hajatan nasional, namun perbincangan publik soal Asian Games 2018 dinilai penuh dengan nuansa politik. Sentimennya terpolarisasi pada dua kubu yang kemungkinan bertarung dalam pemilihan presiden 2019, Joko Widodo dan Prabowo Subianto—dengan sasaran tembak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Padahal, ajang olahraga bangsa-bangsa Asia yang akan segera berlangsung di Jakarta dan Palembang itu seharusnya bisa dijadikan momentum pemersatu bangsa Indonesia, yang saat ini sedang hanyut oleh euforia tahun politik.

“Hentikan polarisasi politik. Mari kita khidmat bersatu untuk menyukseskan Asian Games 2018. Bukan hanya sukses dalam pelaksanaan, namun juga sukses dalam prestasi,” kata Sekjen Jaringan Pengembangan Pemuda dan Olahraga (Jarbangpora) Iwan Setiawan Arifin Manasa, dalam rilisnya, Minggu (5/8/2018).

Iwan Manasa mengingatkan, selama penyelenggaraan Asian Games, Indonesia akan menjadi sorotan masyarakat se-Asia, bahkan dunia. Hal itu karena tidak kurang dari 12.000 atlet beserta pelatih dan official yang akan datang ke Indonesia. Itu belum termasuk para suporter yang jumlahnya bisa jauh lebih banyak.

“Jangan hilangkan karakter ramah bangsa Indonesia dengan mengumbar caci maki politik. Ayo, kita dukung Indonesia menjadi tuan rumah yang bisa dibanggakan,” kata tokoh muda asal Manggarai, yang juga caleg Partai Demokrat Dapil I NTT itu. 

Ditambahkan, seluruh atlet yang bertanding pada multievent olahraga 4 tahunan ini adalah anak-anak muda. Mayoritas berusia di bawah 30 tahun. Para atlet tersebut, tidak terkecuali yang berasal dari Indonesia, akan berjuang maksimal menjaga kehormatan negaranya di antara bangsa-bangsa se-Asia.

“Kalau kita berpikir tentang kehormatan bangsa, sekali lagi, sebaiknya hentikan polarisasi politik. Minimal selama pelaksanaan Asian Games. Mari kita berikan motivasi kepada atlet-atlet kita yang akan berlaga,” katanya.

Menurut Iwan Manasa, seruan untuk melakukan ‘moratorium politik’ yang penuh caci maki selama Asian Games, tidak lepas dari masih maraknya ujaran kebencian, penyebaran berita bohong (hoaks), dan aksi saling menjatuhkan.

Satu contoh, ada saja olok-olok terkait kekurangan yang muncul dalam persiapan Asian Games, baik di Jakarta maupun di Palembang. “Anak muda adalah simbol kekuatan. Jangan mau dijadikan alat politik untuk mencoreng hajatan sebesar Asian Games,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper