Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konstruksi Unit Kedua PLTN Rooppur di Bangladesh Dimulai

Seremoni Beton Pertama menandai mulainya konstruksi utama dari unit kedua Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Rooppur di Rooppur, Ishwardi, Bangladesh.
Ilustrasi/Istimewa
Ilustrasi/Istimewa

Kabar24.com, JAKARTA - Seremoni Beton Pertama menandai mulainya konstruksi utama dari unit kedua Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Rooppur di Rooppur, Ishwardi, Bangladesh.

Bagian pertama dari beton secara simbolis dituangkan pada fondasi dasar gedung reaktor unit yang akan dibangun dan menandai mulainya konstruksi dari PLTN Rooppur unit kedua.

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, Wakil Perdana Menteri Rusia untuk Urusan Kompleks Industri Pertahanan, Yury Borisov dan Wakil Direktur Jenderal Pertama untuk Manajemen Operasi Rosatom State Corporation, Alexander Lokshin turut hadir di acara seremoni tersebut.

“Delapan bulan yang lalu, seremoni “Beton Pertama” konstruksi PLTN Rooppur unit pertama telah dilakukan, dan pada hari ini, kita bertemu lagi untuk memulai konstruksi utama dari PLTN Rooppur unit kedua. Semua pekerjaan pada konstruksi PLTN Rooppur berjalan sesuai dengan jadwal. Terima kasih kepada usaha kolaboratif antara tim kami dari Rusia dan Bangladesh, kami melakukan semua hal yang dimungkinkan untuk menyelesaikan konstruksi secara tepat waktu,” kata Alexander Lokshin, dalam keterangan tertulis, Kamis.


Dia menambahkan bahwa delapan unit yang didesain oleh Rusia sedang dalam tahap konstruksi yang berbeda-beda dan terletak di seluruh Asia Tenggara, yang termasuk PLTN Rooppur unit kedua.

Bangladesh menghasilkan sekitar 59 terrawatt hour (TWh) listrik secara gross pada 2015 dan permintaan listrik terus meningkat secara cepat yakni sebanyak 7% setiap tahunnya. Sekitar 20% dari 166 juta orang di Bangladesh saat ini hidup tanpa adanya listrik, baik dari jaringan listrik atau instalasi surya lokal, dan bagi mereka yang bergantung pada jaringan listrik sering mengalami pemadaman listrik.

Dibandingkan dengan Indonesia, pada 2015 Indonesia memproduksi 234 TWh listrik secara lokal sehingga masih tersedia ruang untuk berkembang guna memenuhi kebutuhan yang terus meningkat.

Menurut Asosiasi Nuklir Dunia, Indonesia perlu menggandakan kapasitas generator listriknya dalam kurun waktu 10 tahun ke depan, dan terus melakukan ekspansi melampaui pada 2050, guna memperbaiki akses untuk listrik dan mencapai permintaan dari ekonomi dan populasi yang terus meningkat.

Indonesia memiliki dukungan publik yang kuat untuk energi nuklir dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) turut mendukung pengenalan mengenai PLTN yang dapat membantu negara dalam berbagai hal, antara lain untuk membantu mencapai permintaan negara untuk daya, memurnikan air, dan menyediakan pemanasan distrik untuk proses pemanasan industri.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper