Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kepala Daerah Tak Jera Dijerat KPK

Penangkapan sejumlah kepala daerah terkait dengan dugaan korupsi dalam 7 bulan pertama tahun ini seperti tak pernah membuat jera. Terakhir, Komisi Pemberantasan korupsi (KPK) mencokok Bupati Lampung Selatan Zainuddin Hasan.
Bupati Lampung Selatan Zainudin Hasan (tengah) digiring petugas setibanya di gedung KPK, Jakarta, Jumat (27/7/2018)./ANTARA-Dhemas Reviyanto
Bupati Lampung Selatan Zainudin Hasan (tengah) digiring petugas setibanya di gedung KPK, Jakarta, Jumat (27/7/2018)./ANTARA-Dhemas Reviyanto

Bisnis.com, JAKARTA — Setidaknya sudah ada18 kepala daerah dicokok KPK terkait dengan dugaan korupsi dalam 7 bulan pertama tahun ini, tetapi seperti tak pernah membuat jera. Terakhir, Komisi Pemberantasan korupsi (KPK) mencokok Bupati Lampung Selatan Zainuddin Hasan.

Operasi tangkap tangan di Kabupaten Lampung Selatan yang menyeret adik Ketua MPR Zulkifli Hasan itu diduga terkait dengan proyek infrastruktur.

Kasus ini menyusul sejumlah penangkapan oleh komisi antirasuah terhadap kepala daerah seperti Bupati Hulu Sungai Tengah Abdul Latif, Bupati Kebumen Mohammad Yahya Fuad, Bupati Jombang Nyono Suharli, Bupati Ngada Marianus Sae, Bupati Halmahera Timur Rudi Erawan Rudi Erawan, Gubernur Jambi Zumi Zola, dan Bupati Subang Imas Aryumningsih.

Ketua KPK Agus Rahardjo mengatakan beberapa orang diamankan beserta bukti lain, termasuk uang, dalam OTT di Lampung Selatan. OTT dilakukan sejak kamis (26/7) malam sampai dengan Jumat (27/7) dini hari.

“Diamankan 7 orang yang terdiri dari unsur Kepala Daerah/Bupati, anggota DPRD, swasta dan pihak lain yang terkait,” kata Agus.

Dugaan mengenai praktik korupsi di Lampung Selatan berawal dari laporan masyarakat yang menduga adanya transaksi tidak lazim. Setelah KPK melakukan cross check, informasi tersebut ternyata benar.

Tim KPK mengamankan uang Rp700 juta dalam pecahan Rp100.000 dan Rp50.00, dan diduga transaksi koruptif tersebut terkait dengan proyek infrastruktur.

Selain Zainudin Hasan, belum ada keterangan terperinci dari KPK mengenai empat orang lainnya.

Sebelumnya, Juru Bicara KPK Febri Diansyah memastikan bahwa hanya sebagian dari yang terjaring OTT akan dibawa dari Lampung ke kantor KPK di Jakarta.

KPK juga belum memberi keterangan lengkap mengenai tujuh orang yang tidak dibawa ke Jakarta.

“Sampai pagi ini diamankan sekitar 12 orang dan nanti direncanakan sebagian akan dibawa ke kantor KPK di Jakarta. Tim akan mempertimbangkan dari hasil pemeriksaan di Polda sejak tadi malam,” papar Febri.

Zainudin telah dibawa ke KPK kemarin, bertepatan dengan kembali bekerjanya penyidik senior Novel Baswedan.

Kedatangan Novel disambut oleh pimpinan dan para pegawai KPK ketika tiba di Gedung KPK RI sekitar pukul 09.00 WIB. Novel disambut oleh Ketua KPK Agus Rahardjo, Wakil Ketua KPK Saut Situmorang, Direktur Gratifikasi KPK Giri Supradiono, mantan pimpinan KPK Abraham Samad dan Bambang Widjojanto, Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak, para aktivis antikorupsi, dan sekitar 200 pegawai KPK.

KPK PROFESIONAL

Sementara itu, menanggapi penahanan sang adik, Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada KPK. Zulkifli yakin KPK bertindak profesional dalam menangani dugaan kasus korupsi Zainuddin.

Dia juga menyatakan sudah meminta adiknya, yang ditangkap KPK, bersikap kooperatif. “Sebagai kakak, saya memohon maaf kepada masyarakat Lampung Selatan khususnya dan seluruh masyarakat Lampung atas apa yang terjadi,” katanya.

Zulkifli mengaku, sebagai kakak tertua dan wakil orangtua sangat prihatin dan sedih atas apa yang menimpa adiknya. Dia menyebut penangkapan adiknya sebagai ujian bagi keluarga.

Zainudin yang bergelar sarjana hukum dan magister hukum serta doktor ini mulai menjabat sebagai Bupati Lampung Selatan pada 17 Februari 2016.

Sebelumnya ia mencalonkan diri sebagai Calon Wakil Gubernur Lampung bersama Herman HN tetapi gagal. Zainudin lalu mencalonkan diri sebagai Bupati Lampung Selatan pada pemilihan umum 2015 bersama Nanang Ermanto dan terpilih untuk periode 2016–2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper