Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prabowo Mengaku Siap Tak Jadi Capres di Pilpres 2019

Di hadapan ratusan ulama dan sejumlah pimpinan partai politik dalam Ijtima' Ulama yang digelar Gerakan Nasional Pengawal Fatwa, Jumat (27/7/2018), Prabowo Subianto mengaku siap tak jadi calon presiden dalam Pilpres 2019.
Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-U) Yusuf Martak (kiri) bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kedua kiri), Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan (kedua kanan), dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri (kanan) berbincang saat menghadiri acara Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional di Jakarta, Jumat (27/7)./ANTARA FOTO-Rivan Awal Lingga
Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-U) Yusuf Martak (kiri) bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kedua kiri), Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan (kedua kanan), dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri (kanan) berbincang saat menghadiri acara Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional di Jakarta, Jumat (27/7)./ANTARA FOTO-Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA -- Di hadapan ratusan ulama dan sejumlah pimpinan partai politik dalam Ijtima' Ulama yang digelar Gerakan Nasional Pengawal Fatwa, Jumat (27/7/2018), Prabowo Subianto mengaku siap tak jadi calon presiden dalam Pilpres 2019.

Ketua Umum Partai Gerindra ini menyatakan siap jika dirinya tak diusung sebagai calon presiden (capres) dan bakal mendukung siapapun capres yang dinilai lebih baik dari dirinya.

"Kalau saya tidak dibutuhkan dan ada orang lain yang lebih baik, saya siap mendukung kepentingan umat dan rakyat Indonesia," ujar Prabowo, seperti dilansir dari Tempo, Sabtu (28/7).

Dalam pidatonya dalam acara tersebut, dia juga menyampaikan kesiapannya menjadi alat perubahan bagi umat dan rakyat Indonesia. Sebelumnya, Prabowo memaparkan penilaiannya terhadap jalannya pemerintahan saat ini.

Sejumlah hal yang menjadi sorotan mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus ini di antaranya utang negara yang menumpuk, lapangan kerja yang sedikit, dan rendahnya daya beli masyarakat. Kondisi ekonomi Indonesia dinilainya jalan di tempat. 

Dia juga memandang kondisi BUMN sekarang mengkhawatirkan, terlihat dari banyaknya penjualan aset dan penerbitan surat utang global. 

Ibarat klub sepak bola, Indonesia dinilai memerlukan pergantian manajer. Prabowo menekankan dirinya dan Gerindra berkomitmen berjuang untuk perubahan dan pergantian tersebut.

"Untuk melakukan perbaikan mau tidak mau kita harus ubah melalui kekuasaan politik. Oleh karena itu, saya dengan jajaran Gerindra terus berjuang meminta mandat rakyat untuk kami bisa mengembalikan kekayaan dan aset negara," lanjutnya.

Ijtima' Ulama juga dihadiri oleh Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf Al-Jufri, Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum PKS Sohibul Iman, Ketua Umum Partai Berkarya Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, dan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra.

Acara ini digelar untuk mendorong terbentuknya koalisi keumatan yang digagas oleh pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab. Forum ini bertujuan membahas dan menghasilkan rekomendasi capres dan calon wakil presiden untuk diusung di Pilpres 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : JIBI
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Tempo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper