Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Demokrat Batal Masuk Koalisi Pemerintah: Dihalangi Megawati atau Karena SBY Selalu Ragu-Ragu?

Demokrat dan PDIP Perjuangan terlibat dalam perang opini, kali ini terkait dengan batalnya partai berlambang bintang mercy itu masuk ke dalam koalisi pendukung pemerintah.
SBY dan Megawati Soekarnoputri bersalaman, foto arsi tahun 2015/Antara
SBY dan Megawati Soekarnoputri bersalaman, foto arsi tahun 2015/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Demokrat dan PDIP Perjuangan terlibat dalam perang opini, kali ini terkait dengan batalnya partai berlambang bintang mercy itu masuk ke dalam koalisi pendukung pemerintah.

Seperti disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dalam pernyataan yang disiarkan televisi swasta, SBY menyebutkan ihwal hubungannya dengan Megawati Soekarnoputri yang belum kembali normal. Dia juga mengatakan bahwa untuk bergabung dengan koalisi harus diterima oleh semua anggota partai koalisi.

Sebagai orang tua, begitu SBY berkata, Rabu ( 25/7/2018) malam usai pertemuan dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di Kuningan, Jakarta, ia merasa ada yang tidak menerima jika Demokrat bergabung dalam koalisi pendukung pemerintah.

Sebelum menyampaikan hal itu, SBY mengatakan bahwa Presiden Jokowi menerima Demokrat masuk ke dalam koalisi pendukung pemerintah. SBY juga menyatakan hormat kepada Jokowi. Hal itu disampaikannya sambil membuat gerakan menghormat dengan tangan kanan didekatkan ke kepala.

Atas pernyataan SBY itu, PDI Perjuangan menyampaikan tanggapan, Kamis (26/7/2018) melalui Sekjen Hasto Kristiyanto. 

PDIP mengkritik pernyataan SBY yang menyebut Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sebagai alasan gagalnya koalisi.

"Jadi sebaiknya pemimpin itu bijak, kalau tidak bisa berkoalisi dengan Pak Jokowi karena sikapnya yang selalu ragu-ragu, ya sebaiknya introspeksi dan jangan bawa nama Ibu Mega seolah sebagai penghalang koalisi tersebut," kata Hasto melalui keterangan tertulisnya.

Dalam pernyataannya, usai bertemu Zulkifli Hasan,  SBY mengatakan sudah berusaha membangun koalisi dengan Jokowi. SBY pun mengklaim Jokowi tidak keberatan Demokrat berada di dalam pemerintahan.

Namun, kata SBY, ada banyak rintangan baginya dan Demokrat untuk berkoalisi dengan Jokowi. Menurut dia, koalisi hanya bisa terbangun jika iklimnya baik, ada kepercayaan, dan sikap saling menghormati. Kata SBY, hal-hal tersebutlah yang menjadi hambatan saat ini.

Selain itu, SBY mengatakan hubungannya dengan Megawati juga menjadi salah satu faktor. "Saya harus jujur, hubungan saya dengan Ibu Megawati belum pulih. Masih ada jarak," kata SBY di kediamannya, di Mega Kuningan.

SBY mengaku, usahanya untuk kembali menjalin komunikasi dengan Megawati sudah dilakukan selama 10 tahun. Bahkan, lanjut SBY, mendiang suami Megawati, Taufiq Kiemas, juga sempat turut berupaya mendamaikan keduanya. "Jadi bukan enggak ada kehendak berdamai, hanya Tuhan belum menakdirkan hubungan kami kembali normal," ujar SBY.

Menurut Hasto, SBY hanya mempolitisir hubungannya dengan Megawati. Hasto mengatakan hubungan keduanya selama ini baik-baik saja. "Selama ini beliau diam, karena beliau percaya terhadap nilai-nilai Satyam Eva Jayate, bahwa pada akhirnya kebenaranlah yang akan menang,” kata Hasto.

Nah, bagaimana pendapat Anda?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Saeno
Editor : Saeno
Sumber : TEMPO.Co/iNews
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper