Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kunjungi AS, Uni Eropa Siapkan Tarif Balasan

Komisi Eropa mempersiapkan daftar produk impor asal AS yang akan dikenakan tarif balasan, jika AS mengenakan tarif impor otomotif kepadaUni Eropa.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Kabar24.com, JAKARTA – Komisi Eropa mempersiapkan daftar produk impor asal AS yang akan dikenakan tarif balasan, jika AS mengenakan tarif impor otomotif kepadaUni Eropa.

Komisioner Uni Eropa Cecilia Malmstrom mengatakan daftar itu mencakup produk impor asal AS yang senilai US$20 miliar.

“Kami berharap [tarif balasan] tidak akan diberlakukan dan mudah-mudahan solusinya dapat ditemukan. Jika tidak, Komisi UE telah menyiapkan daftar panjang produk AS [yang akan dikenakan tarif],” ujar Malmstrom, sehari sebelum pertemuan AS-UE, seperti dikutip Reuters, Rabu (25/7/2018).

Adapun Malmstrom bersama Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker telah tiba di Washington untuk mencegah AS memberlakukan tarif impor untuk produk dan komponen otomotif asal UE. Sebelumnya, Pemerintah AS telah mengenakan tarif impor baja dan aluminium untuk Benua Biru.

UE pun telah membalas tarif logam tersebut dengan memberlakukan tarif sebesar 25% untuk produk impor asal AS yang senilai 2,8 miliar euro (US$3,3 miliar), yang terdiri dari produk sepeda motor dan bir. Adapun dua produk itu dipilih karena produsennya berada di negara bagian yang mendukung Trump pada Pemilu AS 2016.

Malmstrom menambahkan, retaliasi tarif baru UE nantinya tidak akan menargetkan negara bagian yang spesifik lagi.

“Nanti lebih kepada produk umum, seperti produk pertanian, mesin, produk teknologi tinggi, dan semacamnya,” ujarnya.

Adapun pekan lalu, Komisi Eropa telah memaparkan kepada negara-negara anggota UE mengenai potensi pengenaan tarif balasan tersebut. Berdasarkan sumber yang enggan disebutkan identitasnya, secara teori nilai produk AS yang ditargetkan hanya mencapai 9 miliar euro.

Kendati demikian, diplomat UE mengatakan Komisi Eropa mempertimbangkan untuk menaikkan nilai tersebut menjadi dua kali lipat ke level yang disarankan oleh Malmstrom.

Adapun proposal resmi tarif balasan itu baru akan diterbitkan setelah Departemen Perdagangan AS menyelesaikan investigasinya mengenai ancaman keamanan nasional yang dibawa impor mobil. Laporan itu dijadwalkan rampung pada akhir Agustus atau awal September tahun ini.

Di sisi lain, Komisi Eropa justru mengumumkan bahwa kedatangan Juncker ke AS hanyalah untuk melakukan dialog terbuka dengan Presiden AS Donald Trump, alih-alih bernegosiasi.

Otoritas yang mengatur kebijakan dagang di Benua Biru itu juga menyangkal kabar sebelumnya yang menyatakan Juncker bakal membawa penawaran dagang untuk diajukan kepada Trump.

Trump yang mendengar kabar tersebut lebih dulu berkomentar lewat akun Twitter-nya bahwa UE akhirnya datang ke AS untuk bernegosiasi terkait kesepakatan dagang.

“Saya memiliki rencana untuk keduanya. AS dan UE harus menghilangkan semua tarif, hambatan, dan subsidi [dagang]! Dengan begitu baru ada Pasar Bebas dan Perdagangan Adil! Saya harap mereka melakukan itu, kami siap – tetapi mereka tidak!” tulis Trump.

Adapun Malmstrom mengindikasikan bahwa dia tidak mengharapkan adanya terobosan di dalam pertemuan itu.

“Pada dasarnya, saya orang yang optimistis, namun sekarang tingkat optimistis saya menjadi moderat. Tapi setikdanya kita mencoba,” ujarnya.

Dia menambahkan,pernyataan Trump untuk menghilangkan tarif, hambatan, dan subsidi dagang tersebut pasti tidak serius. Pasalnya AS memiliki hukum, seperti Buy American Act, yang melindungi kebijakan industri dan pertanian untuk mendukung petaninya.

“Kami mencoba sebelumnya lewat negosiasi TTIP (Transatlantic Trade and Investment Partnership) untuk membuat AS melonggarkan aturan itu. Tapi mustahil, mereka tidak bergerak se-milimeter pun!” ungkap Malmstrom.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper