Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemsos Klaim Program Keluarga Harapan Ikut Turunkan Angka Kemiskinan

Jumlah penduduk miskin di Indonesia kian berkurang. Berbagai program yang dilaksanakan Kementerian Sosial seperti bantuan social dan Program Keluarga Harapan dinilai menjadi salah satu factor pendorong.
Warga beraktivitas di rumah semi permanen yang berada di kawasan Muara Angke, Penjaringan, Jakarta, Minggu (11/6)./Antara-Aprillio Akbar
Warga beraktivitas di rumah semi permanen yang berada di kawasan Muara Angke, Penjaringan, Jakarta, Minggu (11/6)./Antara-Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA -- Jumlah penduduk miskin di Indonesia kian berkurang. Berbagai program yang dilaksanakan Kementerian Sosial seperti bantuan social dan Program Keluarga Harapan dinilai menjadi salah satu faktor pendorong.

Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik pada pertengahan Juli ini, jumlah penduduk miskin di Indonesia per Maret 2018 sebesar 25,29 juta atau 9,82% dari populasi. Angka ini turun hingga 1,8 juta dalam kurun 1 tahun terakhir. Pada Maret 2017 ada 27,77 juta penduduk miskin.

"Capaian ini menurut BPS disebabkan antara lain bansos  tunai meningkat 87,6%. Jumlah penerima PKH tahun 2017 sebanyak 6 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dan meningkat hingga 10 juta KPM tahun 2018," terang Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat dalam rilis yang diterima Bisnis, Kamis (19/7/2018).

Ketepatan waktu pemberian batuan diklaim menjadi salah satu faktor keberhasilan. Harry mengklaim telah menyalurkan 97% bantuan tepat waktu pada tahap I di Februari dan tahap II pada Mei. Begitu juga  penyaluran program beras sejahtera (Rastra) dan Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) pada kuartal I 2018 telah dilaksanakan sesuai jadwal hingga 95%.

Program bantuan social yang diberikan dalam PKH ini mulai dari pemenuhan gizi keluarga, biaya kebutuhan pendidikan anak-anak hingga biaya perawatan lanjut usia dan disabilitas berat yang tinggal bersama KPM PKH. Selain itu, masyarakat penerima manfaat juga mendapatkan tambahan modal usaha ekonomi produktif.

Selain itu, masyarakat juga mendapatkan berbagai kartu mulai dari Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau Beras Sejahtera (Rastra), sertifikat tanah secara gratis, mendapatkan bantuan pemberdayaan ekonomi (KUBE, KUR, KUT, dll), rumahnya dipugar agar layak huni, bayar listrik bersubsidi dan mendapatkan LPG 3 kg. 

“Penyaluran bansos secara terintegrasi inilah sebenarnya faktor kunci yang mempunyai daya ungkit meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tuturnya. 

Dirjen menambahkan pada tahun 2017 ada 320.000 KPM yang telah naik kelas graduasi sejahtera mandiri. Selain itu PKH juga telah mendorong kreativitas keluarga dalam meningkatkan produktivitasnya.

“Lebih dari 80% ibu penerima PKH sekarang telah menjadi pelaku usaha ekonomi produktif, sehingga dapat mengurangi kesenjangan antar kelompok pendapatan. PKH juga Menendorong keluarga untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, menurunkan angka gizi buruk dan stunting 37% serta mencegah putus sekolah lebih dari 95%,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dewi Andriani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper