Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Ride-Hailing: Aturan Nasional Jepang Dinilai Hambat Inovasi

SoftBank Group Corp. dan Didi Chuxing akan bekerjasama membentuk platform taxi-hailing di Jepang. Adapun kesepakatan itu menjadi yang terbaru di Negeri Sakura, yang sejauh ini masih menolak membuka pasarnya untuk bisnis ride-hailing.
Ilustrasi/Reuters-Carlos Jasso
Ilustrasi/Reuters-Carlos Jasso

Bisnis.com, JAKARTA – SoftBank Group Corp. dan Didi Chuxing akan bekerjasama membentuk platform taxi-hailing di Jepang. Adapun kesepakatan itu menjadi yang terbaru di Negeri Sakura, yang sejauh ini masih menolak membuka pasarnya untuk bisnis ride-hailing.

SoftBank dan Didi mengumumkan usaha patungan (joint-venture) itu nantinya akan diberi nama Didi Mobility Japan, dengan masa percobaan dimulai pada tahun ini di Osaka, diikuti Tokyo, Kyoto, Fukuoka, dan Okinawa.

Perusahaan akan menyediakan aplikasi pelacak pengemudi dan penumpang untuk operator taksi. Sementara itu, penumpang juga akan disediakan aplikasi untuk memesan dan mengetahui tarif taksi melalui ponsel.

“Teknologi tidak hanya dapat memecah-belah, namun juga untuk berkolaborasi yang inklusif,” ujar Dirut Didi Jean Liu saat media briefing, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (19/7/2018).

Liu tidak menjelaskan siapa operator taksi yang akan digaetnya. Namun, tahun lalu Didi sempat berunding dengan operator taksi Daiichi Koutsu Sangyo Co.

Sementara itu, bisnis ride-hailing, yaitu menggunakan mobil pribadi untuk mengantar dan menjemput penumpang saat ini masih ilegal di Jepang. Oleh karena itu, segala layanan ride-hailing di Jepang hanya diperuntukkan bagi perusahaan taksi (taxi-hailing) dan layanan pengiriman mobil.

CEO SoftBank Masayoshi Son pun telah lama menyayangkan regulasi negerinya itu, dengan menyebutnya sebagai penyempitan inovasi.

“Di Jepang, ride-hailing dilarang sesuai hukum. Luar biasa sekali bahwa pemerintah nasional kami menolak masa depan. Apakah ada negara yang sebodoh itu?” ujar Son di acara SoftBank World.

Adapun industri transportasi taksi di Jepang yang sebesar 1,7 triliun yen (US$15 miliar) kini mulai memperlihatkan tanda-tanda perubahan. Sony Corp. telah mulai bekerja sama dengan perusahaan taksi yang menghasilkan “Everybody’s Taxi”. Selain itu, Uber Technologies Inc. juga telah memulai operasional taxi-hailing di Awaji dan Japan Taxi dari Nihon Kotsu Co. juga secara aktif mempromosikan layanannya.

Sejatinya, SoftBank dan Didi pertama kali mengumumkan kemitraan ini pada Februari yang didorong status Son sebagai investor paling berpengaruh di bisnis ride-hailing.

Son telah menggelontorkan dana hingga US$9,5 miliar untuk Didi dan sebesar US$9,3 miliar untuk Uber. Selain itu, dia juga memiliki saham di Grab untuk pasar Asia Tenggara dan Ola di India,serta 99 di Brazil.

Terlepas dari investasi tersebut, Son masih belum mengambil langkah untuk membuka bisnis hailing di dalam negerinya sendiri hingga saat ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Saeno
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper