Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ibu Zaman Now Lebih Suka Cari Informasi Pengasuhan Anak di Internet

Berdasarkan riset yang dilakukan Google Indonesia, konten parenting atau pengasuhan anak termasuk yang paling banyak diminati, kenaikannya cukup signifikan hingga 26% dari tahun 2016 ke 2017.
Ilustrasi/Babypost
Ilustrasi/Babypost

Jari-jemari Reyna menari-nari di atas keypad handphone-nya. Wanita yang baru saja melahirkan seorang bayi laki-laki ini sibuk mencari berbagai informasi mengenai cara menyusui yang benar untuk bayi melalui konten digital di layar smartphone.

Meski orang tuanya menyuruh Reyna memberikan susu formula, namun wanita berusia 29 tahun tersebut tetap kekeh ingin memberikan air susu ibu kepada buah hatinya. Menurut orang tuanya, ASI Reyna sedikit karena anaknya selalu menangis usai disusui, tapi itu bukanlah alasan baginya untuk menghentikan pemberian ASI dan beralih ke susu formula.

Melalui media sosial, wanita yang juga bekerja sebagai karyawan swasta ini akhirnya menemui informasi mengenai cara memperbanyak ASI, beserta pengalaman para ibu-ibu muda yang juga mengalami nasib serupa dengannya.

Ya begitulah, cara ibu-ibu ‘zaman now’ atau millennials moms dalam mengasuh dan membesarkan anaknya. Mereka yang sudah sangat melek terhadap informasi, tidak begitu saja percaya dengan apa yang disampaikan oleh orang lain, termasuk orang tuanya. Ibu-ibu tersebut mendapatkan berbagai sumber informasi dari google ataupun media sosial untuk kepentingan keluarga, termasuk dalam pola pengasuhan anak.

Berdasarkan riset yang dilakukan Google Indonesia, konten parenting atau pengasuhan anak termasuk yang paling banyak diminati, kenaikannya cukup signifikan hingga 26% dari tahun 2016 ke 2017. Para ibu milenial ini ialah mereka yang lahir dalam kurun 1980-an hingga 1990-an berada pada rentang usia antara 23 tahun hingga 36 tahun

Psikolog Tiga Generasi Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengatakan para ibu milenial memang cenderung memiliki rasa ingin tahu yang besar. Biasanya mereka mencari informasi yang diinginkan melalui media internet atau media sosial, seperti Google, Instagram, Facebook, bahkan Youtube.

Selain itu, para ibu muda tersebut juga kerap mengikuti berbagai komunitas untuk saling berbagi informasi dan pengalaman bersama ibu-ibu muda lainnya.

Namun, di sisi lain penggunaan teknologi juga memiliki dua mata pedang bagi para ibu milenial. Oleh karena itulah, penting bagi para ibu muda ini untuk lebih berhati-hati dalam penggunaan teknologi, jangan sampai mempercayakan seluruhnya pada konten yang ada di digital.

“Dengan berbagai kemudahan dalam mencari informasi di internet bukan berarti ibu bisa melakukan segalanya sendiri, tetap diperlukan support dari keluarga, teman, dan orang terdekat,” ujarnya.

Selain itu, dengan banyaknya informasi mengenai perkembangan anak di media sosial, ibu zaman sekarang juga sering membandingkan perkembangan anaknya dengan anak-anak yang tampil di media sosial atau anak para selebritis atau selebgram.

“Tantangan millennial mom ini karena dapat informasi terlalu banyak sehingga kadang mereka lupa mengenali anak sendiri dan menjadikan anak orang lain sebagai patokan. Padahal setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda.”

Para ibu milenial juga biasanya merupakan para wanita pekerja. Berbeda dengan ibu zaman old yang lebih sering di rumah. Ibu-ibu muda kini banyak yang bekerja, ataupun jika tidak bekerja biasanya berjualan online sehingga waktu untuk anak biasanya akan terbagi.

Ketua Koordinator Bidang Pengembangan Sumber Daya Yayasan Bhakti Asdira Nyi Mas Diane mengatakan meskipun ibu sangat sibuk, namun harus dapat memberikan waktu untuk anak. Waktu yang diberikan jangan waktu sisa tapi menyiapkan waktu khusus untuk mengasuh atau bermain bersamanya.

“Jangan beri sisa waktu pada anak tapi siapkan waktu. Kalau memberikan sisa waktu, itu berarti kita hanya membuang energi kepada anak, dan itu enggak fair. Padahal kita bisa mencurahkan waktu dan energi untuk mengembangkan perusahaan orang lain, kita juga harus bisa mencurahkan waktu dan energi untuk membesarkan anak,” ujarnya.

Ketika pulang ke rumah dan bertemu dengan anak, orang tua harus dapat mengisi jiwa dan keimanan anak. Tanamkan konsep dasar ketuhanan kepada anak, agar dia bisa menjaga pikiran dan pandangannya.

“Apalagi, anak-anak zaman now juga sudah banyak yang terpapar informasi melalui media internet atau gadget, jangan sampai mereka lebih mempercayai gadget. Ibu harus disiplin memberikan komitmen kepada anak sebelum memberikannya gadget, karena perilaku anak itu dibentuk atau dipengaruhi dengan yang paling lama dengannya orang tua atau gadget atau pengasuhnya,” tutur Nyi Mas.

Para orang tua generasi milenial ini memiliki anak yang masuk dalam generasi Z atau generasi alpha. Generasi Z ini berusia di bawah 20 tahun, sedangkan generasi alpha berada dalam usia 0 hingga 8 tahun. Untuk mengasuh anak-anak generasi Z dan generasi alpha ini, orang tua biasanya lebih banyak memonitor tanpa banyak intervensi di dalamnya.

Meski demikian, menurut Nyi Mas komunikasi tetap harus dijaga dengan baik serta tetap harus terus berikan pendampingan kepada anak, terutama dalam hal penggunaan gadget atau gawai. Ini sangat penting sebagai imun paling utama dari orang tua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dewi Andriani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper