Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Keinginan AS dan China untuk Perundingan Perang Dagang Mulai Muncul

Pejabat China dan Amerika Serikat memperlihatkan prospek untuk melanjutkan pembicaraan tentang perdagangan kedua negara setelah Presiden AS Donald Trump kembali mengancam akan melempar tarif gelombang kedua.
Presiden China Xi Jinping (kiri) dan Presiden AS Donald Trump./.Reuters-Toby Melville
Presiden China Xi Jinping (kiri) dan Presiden AS Donald Trump./.Reuters-Toby Melville

Kabar24.com, JAKARTA – Pejabat China dan Amerika Serikat memperlihatkan prospek untuk melanjutkan pembicaraan tentang perdagangan kedua negara setelah Presiden AS Donald Trump kembali mengancam akan melempar tarif gelombang kedua.

Setelah AS mengumumkan daftar produk impor dari China yang senilai US$200 miliar untuk dikenakan tarif, Wakil Menteri Perdagangan Chia Wang Shouwen mengimbau pihak Washington untuk menyelesaikan konflik lewat perundingan bilateral putaran baru.

“Ketika kita memiliki masalah perdagangan, kita harus membicarakannya. Kita harus duduk bersama dan mencari solusi untuk masalah perdagangan ini,” kata Wang di Jenewa, Swiss, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (12/7/2018).

Kendati keinginan untuk berunding hadir beriringan dengan retaliasi Beijing, hal itu sejatinya sesuai dengan keinginan Pemerintahan Trump. Berdasarkan sumber yang mengerti dengan jalan pikiran Pemerintah AS, Washington ingin kedua negara melanjutkan pembicaraan di level tinggi.

Adapun komunikasi antara pejabat senior kedua negara sempat terhambat untuk perundingan putaran ketiga. Pasalnya, perundingan formal terakhir tidak banyak memperlihatkan sinyal kesepakatan dapat tercapai.

Oleh karena itu, AS tetap dengan rencananya untuk melemparkan tarif sebesar 25% untuk pengiriman dari China yang nilainya lebih dari US$30 miliar pekan lalu, dan memicu retaliasi serupa dari Beijing.

Kemudian, ancaman terbaru Trump untuk mengenakan pajak sebesar 10% untuk produk impor asal China yang senilai US$200 miliar juga membawa kedua ekonomi terbesar di dunia ke dalam arena baru. Pasalnya, tidak ada yang mengetahui secara pasti hingga kapan aksi saling balas tarif ini akan berlangsung.

Kini Washington dan Beijing memiliki setidaknya tujuh pekan untuk mencapai kesepakatan. Jika tidak, perang dagang dapat merusak rantai penawaran perusahaan dan melambungkan harga untuk konsumen di seluruh dunia.

Adapun tarif terbaru AS untuk produk China yang senilai US$200 miliar dijadwalkan untuk mulai berlaku setelah 30 Agustus 2018, setelah masa konsultasi di Pemerintahan Trump berakhir.

Kepala National Foreign Trade Council Rufus Yerxa menjelaskan, ketika dua pemerintahan memasuki situasi semacam ini—mereka bertarung di depan dan juga melakukan sesuatu di balik layar—mungkin kesempatan untuk gencatan senjata masih memungkinkan.

“Tetapi saat ini keduabelah pihak tampaknya tidak menyadarinya, mereka memosisikan diri untuk berperang sampai akhir,” tuturnya.

Berdasarkan seorang sumber yang mengerti jalannya diskusi, sementara ini memang tidak ada jadwal untuk perundingan formal. Namun, perundingan di antara kedua negara di level birokrat rendah masih berlangsung. Bahkan ketika Trump mengenakan tarif untuk China, dia tetap menjaga pertemanannya dengan Presiden China Xi Jinping.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper