Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Dagang: AS Akan Kenakan Tarif Impor Barang China Senilai US$200 Miliar

Pemerintahan Trump kembali mendorong ketegangan perdagangan Amerika Serikat China dengan rencana merilis tambahan daftar barang impor asal China yang akan dikenakan tarif, yang jumlahnya mencapai US$200 miliar.
Presiden China Xi Jinping (kiri) dan Presiden AS Donald Trump./.Reuters-Toby Melville
Presiden China Xi Jinping (kiri) dan Presiden AS Donald Trump./.Reuters-Toby Melville

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintahan Trump kembali mendorong ketegangan perdagangan Amerika Serikat – China dengan rencana merilis tambahan daftar barang impor asal China yang akan dikenakan tarif, yang jumlahnya mencapai US$200 miliar.

Tarif tersebut dapat berlaku setelah konsultasi publik berakhir pada 30 Agustus, menurut pernyataan dari kantor Perwakilan Perdagangan AS yang dirilis Selasa (10/7/2018). Daftar barang yang diusulkan termasuk barang-barang konsumen seperti pakaian, komponen televisi dan lemari es, serta barang-barang berteknologi tinggi lainnya, tetapi menghilangkan beberapa produk seperti telepon seluler.

AS mengatakan tidak punya pilihan selain untuk bergerak maju pada tarif baru setelah China gagal menanggapi kekhawatiran AS atas praktik perdagangan yang tidak adil dan penyalahgunaan kekayaan intelektual, menurut dua pejabat senior yang berbicara kepada wartawan.

Perundingan tingkat tinggi antara kedua negara yang dimulai sejak Mei gagal menghasilkan terobosan untuk menghentikan perang dagang.

"Selama lebih dari setahun, pemerintahan Trump dengan sabar mendesak China untuk menghentikan praktik tidak adil, membuka pasar, dan terlibat dalam persaingan pasar yang sebenarnya," ungkap Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui email, seperti dikutip Bloomberg.

“Sayangnya, China belum mengubah perilaku yang berisiko merusak masa depan ekonomi AS. Daripada mengatasi kekhawatiran kami, China justru mulai membalas terhadap produk AS. Tidak ada pembenaran untuk tindakan semacam itu,” lanjutnya.

Langkah ini menarik kecaman segera dari Ketua Senat bidang Keuangan, Orrin Hatch, yang menyebut rencana tersebut sembrono" dan tidak "ditargetkan."

Pemerintah AS pada 6 Juli memberlakukan 25% bea masuk pada barang impor asal China senilai US$34 miliar, pertama kalinya Presiden menerapkan tarif langsung di Beijing setelah mengancam akan melakukannya selama berbulan-bulan.

Putaran pertama tarif tersebut mencakup produk-produk China mulai dari bajak pertanian hingga peralatan mesin serta satelit komunikasi.

China segera membalas dengan menerpkan tarif impor atas barang asal AS, termasuk kedelai dan mobil.

Selain itu, AS sedang mempertimbangkan bea impor terpisah senilai lebih dari US$16 miliar untuk barang-barang China setelah sidang umum akhir bulan ini. China telah berjanji untuk kembali melakukan kebijakan balasan.

Dana Moneter Internasional (IMF) telah memperingatkan bahwa perang dagang besar-besaran dapat melemahkan penguatan ekonomi global. Tetapi Trump tidak mundur, dengan alasan bahwa praktik perdagangan China yang tidak adil menyakiti pekerja AS.

Presiden bulan lalu meminta kantor Perwakilan Perdagangan AS untuk mengidentifikasi barang-barang asal China senilai US$200 miliar yang dapat dikenakan tarif impor 10%. Sejak itu, presiden mengatakan pemerintahannya dapat mengenakan bea atas hampir semua impor AS dari China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper