Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perusahaan China Akan Dilarang Gunakan Kata Ini, Dianggap Sensitif

Perusahaan China akan dilarang menggunakan kata-kata seperti China, Cina atau Negara atas nama mereka, koran Harian Rakyat yang dikelola Partai Komunis mengatakan pada Selasa (10/7/2018), mengutip proposal rancangan dari regulator pasar .
Ilustrasi - Logo Didi Chuxing/Reuters
Ilustrasi - Logo Didi Chuxing/Reuters

Bisnis.com, SHANGHAI - Perusahaan China akan dilarang menggunakan kata-kata seperti "China", "Cina" atau "Negara" atas nama mereka, koran Harian Rakyat yang dikelola Partai Komunis mengatakan pada  Selasa (10/7/2018), mengutip proposal rancangan dari regulator pasar .

China telah menjadi semakin waspada tentang penggunaan bahasa dan citra yang sensitif untuk tujuan komersial atau hiburan. Ini juga telah mengambil tindakan untuk melarang penyalahgunaan lagu kebangsaan serta representasi satir para pahlawan sejarah dan bahkan fiksi.

Aturan rancangan baru yang dikeluarkan oleh Administrasi Negara untuk Peraturan Pasar mengatakan penggunaan kata-kata tertentu dalam nama perusahaan "merugikan kepentingan negara dan masyarakat" dan perlu dilarang.

Aturan baru itu juga akan melarang perusahaan non-negara untuk menggambarkan diri mereka sebagai "Pusat", "Nationwide", "Negara" atau "Internasional".

Pembatasan baru akan memungkinkan, misalnya, sebuah perusahaan untuk menamai dirinya "Acme China Jewellery" tetapi tidak "China Acme"  kecuali memperoleh persetujuan eksplisit dari Dewan Negara, kabinet China.

Perusahaan juga akan dilarang menggunakan kata-kata untuk negara asing, wilayah, perusahaan atau organisasi, atau menyebarkan nama apa pun yang dirancang untuk menipu atau menyesatkan publik, kata People's Daily.

Surat kabar itu tidak mengatakan apakah pembatasan nama itu terkait dengan masalah kekayaan intelektual yang telah dibangkitkan dalam sengketa perdagangan antara Amerika Serikat dan China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper