Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erdogan Tunjuk Menantunya Jadi Menkeu, Pasar Bereaksi Negatif

Sesaat setelah resmi dilantik untuk meneruskan jabatannya sebagai presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menunjuk menantunya menjadi menteri keuangan yang baru.
Presiden TurkiRecep Tayyip Erdogan menunjuk menantunya Berat Albayrak sebagai Menteri Keuangan Turki, Ankara Turki, 9 Juli 2018./Reuters
Presiden TurkiRecep Tayyip Erdogan menunjuk menantunya Berat Albayrak sebagai Menteri Keuangan Turki, Ankara Turki, 9 Juli 2018./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Sesaat setelah resmi dilantik untuk meneruskan jabatannya sebagai Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menunjuk menantunya menjadi menteri keuangan yang baru.

Penunjukan Berat Albayrak, yang sebelumnya menjabat menteri energi pada 2015, mendapat tanggapan dari pasar keuangan. Lira, mata uang Turki, merosot nilainya sebanyak 2% setelah Erdogan mengumumkan penunjukan Albayrak.

Dalam pidatonya seusai dilantik di parlemen pada Senin (9/7/2018), Erdogan mengatakan kepada para tamu di istana kepresidenan di Ankara bahwa Turki "menciptakan awal yang baru".

"Kami meninggalkan sistem yang di masa lalu membuat negara kami harus membayar harga mahal dalam wujud kekacauan politik dan ekonomi," ujarnya.

Erdogan Tunjuk Menantunya Jadi Menkeu, Pasar Bereaksi Negatif

Kemenangan Erdogan dalam pemilu bulan lalu bukan sekedar melanjutkan jabatan presiden selama lima tahun, tapi juga menandai transisi Turki dari sistem parlementer ke sistem presidensiil.

Mulai bulan ini Erdogan berwenang menunjuk menteri dan wakil presiden. Dia juga berhak campur tangan dalam sistem hukum.

Selain menunjuk menantunya untuk menduduki posisi menteri keuangan, Erdogan memilih panglima militer Jenderal Hulusi Akar sebagai menteri pertahanan. Adapun Mevlut Cavusoglu dipertahankan sebagai menteri luar negeri.

Kalangan oposisi dan pengritik Erdogan menilai kewenangan baru yang dimiliki pria tersebut akan menghancurkan demokrasi di Turki.

Erdogan Tunjuk Menantunya Jadi Menkeu, Pasar Bereaksi Negatif

Sebelumnya pemerintah Turki telah memecat lebih dari 18.000 anggota tentara, polisi, akademisi, serta pegawai negeri. Langkah pembersihan itu merupakan yang terbaru setelah upaya kudeta militer yang gagal dua tahun silam.

Bagi para pendukungnya, sistem politik baru ini lebih kuat, sedangkan bagi pengeritiknya, kekuasaan Erdogan terlampau besar dan menyebabkan demokrasi di Turki mati.
Erdogan kini merupakan pemimpin terkuat Turki sejak era Mustafa Kemal Ataturk, bapak pendiri negara Turki yang sekuler dan menghendaki Turki menjadi bagian dari kekuatan Barat.

Berbeda dengan Ataturk, Presiden Erdogan menempatkan agama pada jantung Turki dan justru menjauhkan Turki dari Barat.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper