Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ingin Seperti Pilkada DKI, PKS Berharap Demokrat Bikin Poros Ketiga

Ingin Seperti Pilkada DKI, PKS Berharap Demokrat Bikin Poros Ketiga
Ketua Umum dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah) berfoto bersama Presiden PKS Sohibul Iman (kiri), Sekjen PAN Eddy Soeparno (kanan) serta Pasangan Calon Gubernur Jawa Barat dari Partai Koalisi Asyik, Sudrajat (kedua kiri) - Ahmad Syaikhu (kedua kanan) saat pertemuan di Jakarta, Kamis (1/3/2018)./ANTARA-Muhammad Adimaja
Ketua Umum dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah) berfoto bersama Presiden PKS Sohibul Iman (kiri), Sekjen PAN Eddy Soeparno (kanan) serta Pasangan Calon Gubernur Jawa Barat dari Partai Koalisi Asyik, Sudrajat (kedua kiri) - Ahmad Syaikhu (kedua kanan) saat pertemuan di Jakarta, Kamis (1/3/2018)./ANTARA-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman mengatakan sempat mengusulkan ke Partai Demokrat untuk membentuk poros ketiga dalam pemilihan presiden atau pilpres 2019. Tujuannya, kata dia, agar pilpres menjadi dua putaran seperti pemilihan gubernur (pilgub) DKI Jakarta 2017.

Sohibul menyampaikan hal itu saat bertemu dengan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarif Hasan beberapa waktu lalu. Menurut dia, poros ketiga dapat mengakomodasi partai yang ingin berkoalisi untuk mengusung kadernya masing-masing.

"Maka saya usulkan tahap pertama kami lakukan dua poros, supaya muncul empat orang. Berarti empat partai terakomodasi," ujar Sohibul kepada awak media di kantor Dewan Pimpinan Pusat PKS, Jakarta, Senin, 9 Juli 2018.

Sohibul menuturkan poros ketiga memang ingin dibentuk sebagai salah satu formula melawan calon pesiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi . Menurut dia, jika Demokrat masuk ke koalisi PKS, nantinya hanya akan ada dua pasangan calon dalam pilpres.

Sohibul ingin menerapkan startegi pilpres dua putaran seperti yang terjadi pada pilkada DKI 2017. Saat itu, Demokrat bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Amanat Nasional (PAN) mengusung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berpasangan dengan Sylviana Murni.

Pasangan calon tersebut meraih suara terendah sehingga menjadikan pilkada DKI dua putaran. Setelah itu, PAN memberikan dukungannya ke pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. "Kalau kami dari awal itu melawan Pak Jokowi itu satu formula, itu kan berarti yang tampil cuma dua orang, ya kan. Tentu ada pihak-pihak yang kemudian aspirasinya tak tertampung," ucapnya.

Sohibul mencontohkan poros ketiga dapat dibentuk dengan koalisi seperti Demokrat, PAN, dan PKB. Dengan adanya poros ini, kata dia, pilpres akan menjadi dua putaran. "Nah diputaran kedua baru kami saling dukung," tuturnya.

Hingga saat ini, ada dua koalisi yang sudah memantapkan diri untuk pilpres 2019. Yaitu, koalisi pemerintah pendukung Jokowi yang terdiri dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Golkar, Partai Hanura, Partai NasDem, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Di kubu oposisi, ada koalisi yang berisikan Partai Gerindra, dan PKS.

Adapun partai yang belum menentukan sikap yaitu Partai Demokrat, PKB, PAN dan Partai Berkarya. PAN digadang-gadang akan berlabuh di kubu oposisi, sedangkan PKB akan bertengger di kubu pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Tempo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper