Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Amien Rais Sebut Kebijakan Ekonomi Presiden Jokowi Belum Berhasil

Tokoh reformasi 1998 Amien Rais mengkritik kebijakan ekonomi pemerintah, yang disebutnya tidak berdaulat dan cenderung memprioritaskan negeri Tirai Bambu, China.
Politisi Senior PAN Amien Rais  memberikan keterangan kepada awak media tentang aliran dana kasus korupsi pengadaan alat kesehatan, di Jakarta, Jumat (2/6)./Antara-Muhammad Adimaja
Politisi Senior PAN Amien Rais memberikan keterangan kepada awak media tentang aliran dana kasus korupsi pengadaan alat kesehatan, di Jakarta, Jumat (2/6)./Antara-Muhammad Adimaja

Kabar24.com, JAKARTA — Tokoh reformasi 1998 Amien Rais mengkritik kebijakan ekonomi pemerintah, yang disebutnya tidak berdaulat dan cenderung memprioritaskan negeri Tirai Bambu, China.

Amien mengatakan di zaman globalisasi tidak ada sebuah negara pun di muka bumi ini yang lepas dari intervensi kekuatan global baik dalam bidang ekonomi, kekuasaan politik hingga kekuasaan militer.

“Ekonomi tidak berdaulat lagi ya, karena tanggungan kita ke luar negeri semakin parah dan diketahui juga bahwa ada negara besar China itu mendapatkan prioritas berlebihan,” katanya di sela-sela acara silaturahmi dan halalbihalal Pengurus Pusat Muhammadiyah, Rabu (4/7/2018).

Menurut Ketua Majelis Kehormatan PAN itu, semua pembangunan infrastruktur yang dilakukan Presiden Joko Widodo seperti bandara, pelabuhan, dan PLTU dikuasai Tiongkok. Dia menilai ketergantungan pemerintah Indonesia terhadap China membuat bangsa ini semakin lemah.

Amien menegaskan hal itu tidak bisa dibiarkan, dan jangan sampai bangsa Indonesia hanya menjadi ‘penonton’ di era globalisasi. Dia berpendapat kondisi Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo tidak dalam kondisi baik.

Kebijakan ekonomi Presiden Joko Widodo atau Jokowinomics dinilainya belum berhasil. Bahkan Amien berani mengatakan gagal.

Pangkal masalahnya, kata dia, demokrasi yang diterapkan penuh diskriminasi. Pun demikian dalam penerapan sistem politik.

"Ketiga, diskriminasi ekonomi. Itu jelas sekali. Jadi yang besar-besar itu semakin gak ketulungan, tapi yang kecil sudah ngoyo. Gak ada sama sekali perbaikan," katanya.

Oleh karena itu, bangsa ini harus segera mencari solusi agar demokrasi yang diterapkan menjadi inklusi dan merangkul.

"Saya kira it’s now or never. Tomorrow will be too late. Jadi saya kira yang Insyaallah bisa, berkumpul lah menyatukan kekuatan. Kemudian sekali lagi saya katakan yang kita hadapi, bukan Pak ini, Pak itu, bukan. Yang di belakangnya ini ada dajjal ekonomi, dajjal intelijen, finansial dan lain-lain, itu yang menyebabkan keliatannya gagah," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper