Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Terus Pantau Kebijakan Investasi Trump

Juru bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng mengatakan pihaknya tidak menyukai penggunaan alasan keamanan negara sebagai dasar pembatasan investasi asing.
Kontainer diturunkan dari kapal kontainer Maersk Majestic di Yangshan Deep Water Port, Shanghai, China, pada September 2014./Reuters-Aly Song
Kontainer diturunkan dari kapal kontainer Maersk Majestic di Yangshan Deep Water Port, Shanghai, China, pada September 2014./Reuters-Aly Song

Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan China menyatakan akan terus memantau perkembangan kebijakan investasi AS.

Juru bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng mengatakan pihaknya tidak menyukai penggunaan alasan keamanan negara sebagai dasar pembatasan investasi asing.

"China akan memantau dengan ketat proses legislasi dan mengevaluasi potensi dampaknya terhadap perusahaan-perusahaan China," ujarnya, seperti dilansir Reuters, Kamis (28/6/2018).

Gao melanjutkan kemitraan antara China dan Eropa akan meredam tingginya tensi perdagangan dunia karena kedua pihak sama-sama menentang unilateralisme serta proteksionisme.

Pada Rabu (27/6), Presiden AS Donald Trump menyatakan akan memperkuat pengawasan keamanan nasional untuk mengadang akusisi perusahaan teknologi AS oleh China. Hal ini dinilai lebih lunak dibandingkan menerapkan pelarangan investasi secara spesifik.

Departemen Keuangan AS merekomendasikan agar Trump menggunakan Komite Investasi Asing di AS (Committee on Foreign Investment in the United States/CFIUS), yang kewenangannya akan diperluas oleh peraturan baru di Kongres AS untuk mengontrol perjanjian investasi.

Aturan tersebut bakal memperluas cakupan transaksi yang dikaji oleh panel antar lembaga terkait masalah keamanan nasional.

Pembatasan investasi ini merupakan usulan pemerintahan Trump untuk menekan Beijing agar melakukan perubahan dalam hubungan dagangnya dengan AS. Negeri Panda juga diharapkan mengubah kebijakan transfer teknologi dan subsidi industrinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper