Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERANG DAGANG: Tak Hanya China, Turki Siapkan Tarif Impor Balasan ke AS

Turki akan mulai menerapkan tarif impor balasan senilai US$266,5 juta terhadap Amerika Serikat atas tarif baja tambahan yang yang disahkan, ungkap Menteri Ekonomi Nihat Zeybekci.
Turki akan mulai menerapkan tarif impor balasan senilai US$266,5 juta terhadap Amerika Serikat atas tarif baja tambahan yang yang disahkan, ungkap Menteri Ekonomi Nihat Zeybekci./.Reuters
Turki akan mulai menerapkan tarif impor balasan senilai US$266,5 juta terhadap Amerika Serikat atas tarif baja tambahan yang yang disahkan, ungkap Menteri Ekonomi Nihat Zeybekci./.Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Turki akan mulai menerapkan tarif impor balasan senilai US$266,5 juta terhadap Amerika Serikat atas tarif baja tambahan yang yang disahkan, ungkap Menteri Ekonomi Nihat Zeybekci.

Tarif tersebut akan dikenakan pada impor batu bara, kertas, kenari/almond, tembakau, beras, wiski, mobil, kosmetik, peralatan mesin dan produk petrokimia asal Negeri Paman Sam tersebut.

"Beban tarif total yang dikenakan oleh Turki terhadap barang impor AS saat ini sebanding dengan biaya tambahan yang dihadapi Turki karena tarif yang dikenakan oleh AS," kata Zeybekci dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters.

"Tarif tersebut proporsional, telah diukur dan dirancang untuk melindungi kepentingan Turki, sekaligus mendorong adanya dialog," lanjutnya.

Presiden AS Donald Trump memutuskan pada bulan Maret untuk mengenakan bea impor sebesar 25% untuk produk baja dan 10% untuk aluminium, yang memancing kecaman dari negara lain dan meningkatkan risiko perang perdagangan global.

Tarif impor AS telah dikenakan pada Eropa, Kanada dan Meksiko, beberapa mitra dagang terbesarnya sejak 1 Juni, setelah pengecualian sementara berakhir.

AS adalah negara terbesar kelima tujuan ekspor barang Turki. Adapun volume ekspor Turki ke AS mencapai US$20,6 miliar pada tahun 2017.

Meski berencana menerapkan tariff impor, Zeybekci mengatakan negaranya tetap berkomitmen untuk menjalin hubungan perdagangan aktif, kuat dan memiliki timbal balik dengan AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper