Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mei 2018: Pembangunan Rumah di AS Naik, Perizinan Menurun

Pembangunan rumah di Amerika Serikat pada Mei 2018 melonjak mendekati titik tertinggi dalam 11 tahun terakhir seiring dengan percepatan konstruksi rumah untuk single-family dan multi-family.
Ilustrasi/Antara-Raisan Al-Farisi
Ilustrasi/Antara-Raisan Al-Farisi

Bisnis.com, JAKARTA--Pembangunan rumah di Amerika Serikat pada Mei 2018 melonjak mendekati titik tertinggi dalam 11 tahun terakhir seiring dengan percepatan konstruksi rumah untuk single-family dan multi-family.

Kendati demikian, pemberian izin pembangunan rumah mengalami penurunan selama dua bulan berturut-turut, mengisyaratkan kegiatan di pasar perumahan AS akan tetap moderat ke depannya.

Dilansir dari Reuters, Selasa (19/6/2018), Kementerian Perdagangan AS menyatakan pembangunan perumahan mulai melonjak 5,0% menjadi 1,35 juta unit pada bulan lalu.

Adapun, perizinan pembangunan perumahan turun 4,6% menjadi 1,31 juta unit, atau level terendah sejak September 2017. Survei ekonom yang dilakukan Reuters memprediksi pembangunan perumahan akan mulai meningkat menuju 1,31 juta unit pada bulan lalu dan perizinan turun ke sekitar 1,35 juta unit.

Pembangunan rumah untuk single-family, yang memiliki pangsa pasar terbesar, naik 3,9% ke angka 936.000 unit pada bulan lalu.

Konstruksi perumahan untuk single-family meningkat di wilayah Northeast dan Midwest, sedangkan di wilayah selatan dan barat mengalami penurunan. Pembangunan perumahan pada bulan lalu kehilangan momentum untuk mencapai level tertinggi sejak menyentuh 948.000 unit pada November tahun lalu, atau level terkuat dalam 10 tahun terakhir.

Sementara itu, perizinan pembangunan rumah untuk single-family menurun 2,2% pada Mei 2018 ke angka 844.000 unit. Dengan perlambatan perizinan tersebut, konstruksi diperkirakan melambat dalam bulan-bulan ke depan.

Di sisi lain, yield surat utang AS mengalami penurunan. Indeks saham AS berjangka diperdagangkan melemah tajam saat ketegangan perdagangan AS-Cina meningkat, sementara dolar menguat terhadap sejumlah mata uang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper