Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pangeran Kamboja Alami Kecelakaan Lalu Lintas, Sang Istri Dilaporkan Tewas

Kabar24.com, PHNOM PENH -- Pangeran Norodom Ranariddh dilaporkan terluka parah sementara istrinya tewas dalam kecelakaan mobil pada Minggu (17/6/2018) di kota pesisir barat daya Sihanoukville.

Kabar24.com, PHNOM PENH -- Pangeran Norodom Ranariddh dilaporkan terluka parah sementara istrinya tewas dalam kecelakaan mobil pada Minggu (17/6/2018) di kota pesisir barat daya Sihanoukville. 

Hal ini diungkapkan oleh kepolisian setempat.

Dilansir melalui Reuters, kendaraan berjenis sport utility vehicle (SUV) Ranariddh ditabrak oleh taksi yang mengemudi dari arah berlawanan.

"Pangeran dibawa menggunakan helikopter untuk penyelamatan darurat ke Phnom Penh," ujar Kepala Polisi Provinsi Preah Sihanouk, Chuon Narin, kepada Reuters.

"Dia terluka parah tapi dia akan baik-baik saja."

Adapun, istri Ranariddh, Ouk Phalla, 39 tahun, seorang eksponen tari tradisional, meninggal di sebuah rumah sakit di Preah Sihanouk. 

Chuon Narin mengatakan, bahwa kedua SUV yang terlibat dalam kecelakaan itu tengah melaju kencang.

Ranariddh merupakan putra kedua Raja Norodom Sihanouk yang berpengaruh serta saudara tiri Raja Norodom Sihamoni yang saat ini memimpin, Ranariddh (73 tahun).

Dia memiliki karier politik yang bergejolak. Dia kembali ke ranah politik pada 2015 untuk memimpin partai royalis Funcinpec yang "membuangnya" beberapa tahun yang lalu.

Pada 1997, dia digulingkan dari jabatan perdana menteri dalam kudeta berdarah dan sejak kembali ke politik, dia telah bersumpah untuk bekerja dengan mantan perdana menteri Hun Sen.

Mahkamah Agung Kamboja membubarkan oposisi utama Partai Penyelamatan Nasional Kamboja (CNRP) tahun lalu, meninggalkan Hun Sen kesempatan untuk memperpanjang periode pemerintahannya menjadi lebih dari tiga dekade dalam pemilihan pada 29 Juli.

Partai Funcinpec dialokasikan sebagian besar kursi di parlemen milik CNRP setelah pembubarannya, dan pemimpinnya, Kem Sokha, ditangkap atas tuduhan merencanakan untuk mengambil alih kekuasaan dengan bantuan Amerika Serikat. CNRP dan Washington telah membantah tuduhan itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper