Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WAPRES JK: Sumbangan Indonesia untuk Perdamaian Dunia Jadi Faktor Masuk DK PBB

Wakil Presiden Jusuf Kalla menjelaskan beberapa faktor kenapa Inonesia kembali menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB untuk keempat kalinya. Salah satunya adalah karena sumbangsih Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia
Wakil Presiden Jusuf Kalla./.Bloomberg-Dimas Ardian
Wakil Presiden Jusuf Kalla./.Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, TOKYO— Wakil Presiden Jusuf Kalla menjelaskan adanya sejumlah faktor yang mengantarkan Indonesia kembali menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB untuk keempat kalinya. Salah satunya adalah karena sumbangsih Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia.

“Yang penting bahwa juga benar bahwa negara lain melihat pengalaman Indonesia dan juga sumbangannya dalam perdamaian sejak tahun 1950-an Indonesia selalu mengirim peacekeeping force atau pun. Apakah itu di Timteng, Sinai dulu, Kongo di Afrika, di Bosnia, dimana-mana,” katanya dalam lawatannya ke Jepang untuk menghadiri The 24th International Conference on The Future of Asia, Senin (11/6/2018)

Dalam hal pasukan perdamaian dia pun menjelaskan Indonesia memiliki kelebihan yang tidak banyak dimiliki negara lain yaitu fasilitas latihan khusus untuk pasukan keamanan tersebut.

Keberhasilan Indonesia untuk keempat kalinya menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pun tak terlepas dari peran semua pihak. Menurut Jusuf Kalla atau JK, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bersama seluruh jajarannya berhasil melobi negara-negara anggota lainnya.

“Saya juga tentu apabila di PBB itu hampir semua acara-acara kita hadir untuk melobi. Karena kalau di voting itu suara negara besar dan negara kecil sama saja. Nah ini hasil kerja semua, jelasnya.

Sebelumnya, Indonesia terpilih menjadi aggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB untuk periode 2019-2020 dalam Rapat Majelis Umum pada Jumat (8/6). PBB mengadakan pemilihan lewat pemungutan suara untuk lima kursi anggota tidak tetap Dewan Keamanan.

Dalam pemilihan tersebut, Indonesia unggul dari Maladewa untuk menduduki kursi perwakilan dari kawasan Asia dan Pasifik.

“Kalau kita katakanlah kalah dengan negara besar seperti Jepang, kalah dengan India mungkin tidak apa-apa. Tapi kalau kalah dengan Maladewa kan kelewatan. Justru Maldives itu mengemukakan (harus dipilih) karena dia (negara) kecil, jadi dia pintar juga. Karena dia kecil, maka (meminta) beri kesempatanlah buat negara kecil. Apalagi Indonesia sudah keempat kalinya,” tutur JK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper