Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rektor Heran, ITS Masuk Daftar 7 Kampus Disusupi Radikalisme

Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Joni Hermana mempertanyakan daftar tujuh perguruan tinggi negeri di Indonesia yang disebut terpapar radikalisme oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme atau BNPT.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember/its.ac.id
Institut Teknologi Sepuluh Nopember/its.ac.id

Bisnis.com, SURABAYA - Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Joni Hermana mempertanyakan daftar tujuh perguruan tinggi negeri di Indonesia yang disebut terpapar radikalisme oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme atau BNPT.

Tujuh perguruan tinggi itu ialah Universitas Indonesia (UI), Universitas Diponegoro (Undip), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Brawijaya (Unibraw), dan ITS Surabaya.

Joni Hermana mengatakan belum mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai daftar tersebut.

“Pak Menteri (Menristekdikti M. Nasir) sendiri menurut info sudah meminta data ke BNPT untuk dugaan tujuh Universitas itu. Tapi sampai sekarang belum dijawab,” ujar dia, Senin (4/6/2018).

Merespons tudingan itu, Joni memilih untuk menunggu data resmi dari BNPT.

"Saya lebih baik menunggu BNPT untuk mengeluarkan datanya dulu saja,” kata dia.

Joni menuturkan ITS rutin melakukan pengelolaan kepada siapa saja yang akan dijadikan mentor, yang anggotanya terdiri dari dosen dan mahasiswa. Ini dilakukan guna menangkal upaya penyusupan terhadap pemahaman dan aliran radikal.

“Setidaknya itu sudah dilakukan sejak saya menjadi rektor tahun 2015," tuturnya.

Karena itu Joni mengaku heran saat BNPT menyebut kampusnya sebagai salah satu perguruan tinggi yang tersusupi radikalisme. Sebab guru besar bidang Teknik Lingkungan itu menilai, suasana kampus ITS kondusif, tenteram.

“Heran kok di luar ribut sendiri. Ada apa sih sesungguhnya?” ujar dia.

Joni menegaskan, sebagai Rektor, ia akan membela setiap civitas academica ITS. Terutama para mahasiswa agar mereka merasa nyaman mempelajari ilmu pengetahuan maupun ilmu kehidupan selama di kampus.

Pihaknya pun berkomitmen tak akan membiarkan pihak luar menyebar ketakutan pada mahasiswa ITS dan melindungi semua penganut agama untuk menjalankan apa yang menjadi keyakinannya di kampus dengan nyaman.

“Saya tahu bagaimana membedakan mereka yang menjadi pengkhianat bangsa dan negara ini,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : JIBI
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper