Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WHO Bilang Negara Tidak Rugi Naikkan Tarif Cukai

Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Indonesia N Paranietharan menegaskan negara tidak akan merugi apabila menaikkan tarif cukai dan pajak rokok.
Buruh melakukan pelintingan sigaret kretek tangan (SKT) di sebuah pabrik rokok, di Kudus, Jawa Tengah, Rabu (31/8/2016)./Antara-Yusuf Nugroho
Buruh melakukan pelintingan sigaret kretek tangan (SKT) di sebuah pabrik rokok, di Kudus, Jawa Tengah, Rabu (31/8/2016)./Antara-Yusuf Nugroho

Bisnis.com, JAKARTA -  Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Indonesia N Paranietharan menegaskan negara tidak akan merugi apabila menaikkan tarif cukai dan pajak rokok.

Paranietharan dalam acara peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia di Kementerian Kesehatan Jakarta, Kamis (31/5/2018), mengatakan tidak ada bukti yang bisa menunjukkan bahwa kenaikan tarif cukai rokok akan berdampak pada pekerja industri dan petani tembakau.

"Saya ingin menghapus mitos tentang pajak tembakau, bahwa kalau pajak ditingkatkan negara merugi. Tidak ada bukti yang menunjukkan hal tersebut. Industri terus meraih keuntungan dan sebenarnya petani dapat menanam tanaman jenis lain yang menguntungkan," kata dia.

Dia mencontohkan negara Filipina yang meningkatkan pajak bisa mengurangi jumlah perokok dan meningkatkan keuntungan terhadap pemerintah.

"Di Indonesia ini penting karena rokok menyebabkan penyakit kardiovaskuler. Di Indonesia, 25 persen kematian terkait penyakit jantung disebabkan konsumsi rokok," kata Paranietharan.

Selain itu dia juga menekankan pentingnya pemerintah dalam menangani jumlah kasus perokok pasif.

Paranietharan menyebutkan data WHO bahwa sebanyak 80 persen penduduk Indonesia merupakan perokok pasif.

"Masih banyak hal yang perlu kita lakukan. Mengacu pada SDGs 2025, Indonesia harus menurunkan konsumsi tembakau hingga sepertiga, dari 68 persen menjadi 45 persen di 2025. Kita memiliki waktu 7 tahun," kata Paranietharan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/REUTERS

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper