Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Dikabarkan Berencana Akhiri Kebijakan Batasan Jumlah Anak

Pemerintah China dikabarkan berencana menghilangkan semua batasan tentang jumlah anak yang dapat dimiliki sebuah keluarga.
Ilustrasi/Bloomberg
Ilustrasi/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah China dikabarkan berencana menghilangkan semua batasan tentang jumlah anak yang dapat dimiliki sebuah keluarga.

Jika benar, langkah ini akan menjadi akhir bersejarah bagi kebijakan yang telah memunculkan banyak tindak pelanggaran hak asasi manusia serta menyebabkan negara berkekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia ini kekurangan tenaga kerja.

Menurut sumber Bloomberg, Dewan Negara, kabinet China, telah menugaskan penelitian mengenai dampak mengakhiri kebijakan yang telah berlaku sekitar empat dekade tersebut dan bermaksud untuk memberlakukan perubahan secara nasional.

Pemerintah juga disebut ingin mengurangi laju populasi lansia China yang meningkat serta menghapus hal yang selama ini menjadi sumber kritik internasional.

Menurut sumber yang sama, proposal yang sedang dibahas terkait hal ini akan menggantikan kebijakan pengendalian populasi dengan apa yang dinamakan kebijakan 'fertilitas independen'. Kebijakan ini memungkinkan setiap warga untuk memutuskan berapa banyak anak yang dimiliki.

Sumber lain mengungkapkan keputusan sehubungan dengan hal ini dapat diambil secepatnya pada kuartal keempat, sedangkan pengumumannya dapat dilakukan pada 2019.

Perubahan kebijakan ini akan menutup buku salah satu eksperimen sosial terbesar dalam sejarah manusia, yang menyebabkan negara berpenduduk terpadat di dunia ini dipenuhi populasi yang menua dengan cepat serta jumlah pria yang 30 juta lebih banyak daripada wanita.

Kebijakan ini juga telah memaksa generasi orang tua China untuk membayar denda, tunduk pada aborsi, atau membesarkan anak-anak dalam bayang-bayang aturan.

“Sudah terlambat bagi China untuk menghilangkan batas kelahiran bahkan jika dilakukan tahun ini, tetapi itu lebih baik daripada tidak sama sekali,” kata Chen Jian, mantan kepala divisi di National Family Planning Commission China, yang saat ini bertindak sebagai menjadi wakil presiden China Society of Economic Reform.

“Menghilangkan batas kelahiran akan berdampak kecil pada kecenderungan kelahiran China yang menurun,” lanjut Jian, seperti dikutip Bloomberg.

Menyusul kabar ini, saham Danone, yang telah menggandakan pangsa pasar makanan bayi di China dalam lima tahun terakhir, menguat di Paris sebelum mengikis kenaikannya. Adapun saham perusahaan barang konsumen Reckitt Benckiser Group Plc yang berbasis di Inggris telah menghapus penurunannya di London.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper