Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Paraguay Buka Kedutaan di Yerusalem

Paraguay membuka kedutaannya di Israel di Yerusalem pada Senin, menjadi negara kedua mengikuti Amerika Serikat dalam memindahkan kedutaan, yang peka secara politik, dari Tel Aviv.
Penasihat Senior Gedung Putih Ivaka Trump berdiri di samping plakat peresmian Kedutaan Besar AS di Yerusalem, Israel,  Senin (14/5)./Reuters
Penasihat Senior Gedung Putih Ivaka Trump berdiri di samping plakat peresmian Kedutaan Besar AS di Yerusalem, Israel, Senin (14/5)./Reuters

Bisnis.com, YERUSALEM -  Paraguay membuka kedutaannya di Israel di Yerusalem pada Senin (21/5/2018), menjadi negara kedua mengikuti Amerika Serikat dalam memindahkan kedutaan, yang peka secara politik, dari Tel Aviv.

Presiden Paraguay Horacio Cartes dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri upacara peresmian itu. Amerika Serikat memindahkan kedutaan besarnya ke Yerusalem seminggu lalu, yang memancing kemarahan Palestina, disusul Guatemala pada Rabu.

Kedudukan Yerusalem adalah salah satu hambatan tersulit untuk mencapai kesepakatan perdamaian Israel dengan Palestina, yang dengan dukungan luas dunia menginginkan Yerusalem Timur, yang direbut Israel dalam perang Timur Tengah pada 1967, sebagai ibu kota mereka.

Israel menganggap semua kota, termasuk bagian timur itu, yang dicaplok setelah perang pada 1967, sebagai ibukotanya.

"Ini adalah hari bersejarah, yang memperkuat hubungan Paraguay dengan Israel," kata Cartes pada upacara tersebut.

"Hari yang luar biasa bagi Israel. Hari yang luar biasa bagi Paraguay. Hari yang luar biasa untuk persahabatan kami," demikian tanggapan Netanyahu, "Anda tidak hanya memiliki dukungan dari pemerintah kami, namun terima kasih yang mendalam dari orang-orang Israel." Hanan Ashrawi, pejabat Organisasi Pembebasan Palestina, mengecam langkah Paraguay tersebut.

"Dengan mengadopsi tindakan provokatif dan tidak bertanggung jawab yang bertentangan langsung dengan hukum dan konsensus internasional, Paraguay telah bersekongkol dengan Israel, Amerika Serikat dan Guatemala untuk berkubu dalam pendudukan militer dan untuk mengunci nasib Yerusalem yang diduduki," kata Ashrawi dalam sebuah pernyataan.

Pada Desember, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, membalikkan kebijakan Amerika Serikat selama puluhan tahun dan membuat marah dunia Arab serta sekutu Barat.

Sebagian besar kekuatan dunia tidak mengakui kedaulatan Israel atas seluruh kota itu dan mengatakan kedudukan terakhirnya harus diatur dalam perundingan perdamaian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : ANTARA/REUTERS

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper