Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dana Rp169 Miliar, Program Deradikalisasi BNPT Dinilai Belum Maksimal

Badan Nasional Penanggulangan Teroris yang memiliki anggaran untuk program deradikalisasi sebesar Rp169 miliar dinilai masih belum dapat memberangus para teroris dari berbagai kelompok di Indonesia.
Foto pada 31 Maret 2015 - warga membuka salah satu website yang diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika sesuai permintaan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Nomor:149/K.BNPT/3/2015 tentang situs/website radikal/Antara
Foto pada 31 Maret 2015 - warga membuka salah satu website yang diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika sesuai permintaan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Nomor:149/K.BNPT/3/2015 tentang situs/website radikal/Antara

Bisnis.com, JAKARTA--Badan Nasional Penanggulangan Teroris yang memiliki anggaran untuk program deradikalisasi sebesar Rp169 miliar dinilai masih belum dapat memberangus para teroris dari berbagai kelompok di Indonesia.

Direktur Centre for Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi mengungkapkan BNPT mendapatkan kucuran dana APBN sebesar Rp505,5 miliar tahun ini. Menurutnya, dari anggaran tersebut sebesar Rp169 miliar telah dialokasikan untuk program deradikalisasi dan sebesar Rp122 miliar juga dialokasikan untuk penanggulangan bidang penindakan teroris.

"Kalau dilihat dari peta anggaran dan program ini, memang kurang efektif bisa dilihat dari adanya tumpang tindih antara BNPT dengan Polri, jadi kurang maksimal," tuturnya kepada Bisnis, Senin (21/5/2018).

Menurutnya, BNPT harus membuat langkah strategis untuk menangani berbagai perkara teroris itu seperti terjun ke sejumlah wilayah yang belum ditangani Polri, mengingat dana BNPT untuk menangani teroris cukup besar. Dia menjelaskan BNPT bisa menggandeng sejumlah universitas negeri dan swasta guna melakukan edukasi kepada mahasiswa yang sudah terkena virus radikalisme.

"BNPT juga harus menggandeng NU serta Muhammadiyah untuk menjalankan program deradikalisasi ke masyarakat dan sejumlah pondok pesantren," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper