Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AMRI: Berita Palsu Jadi Musuh Bersama

Negara anggota ASEAN telah membuat kerangka kerja untuk meminimalkan efek negatif dari berita bohong atau hoaks dalam Minesteral Declaration to Minimise the Harmful Effects of Fake News.
Ilustrasi/Istimewa
Ilustrasi/Istimewa

Bisnis.com, SINGAPURA - Negara anggota ASEAN telah membuat kerangka kerja untuk meminimalkan efek negatif dari berita bohong atau hoaks dalam Minesteral Declaration to Minimise the Harmful Effects of Fake News.

Deklarasi tingkat menteri ini dilakukan dalam Konferensi ASEAN Ministers Responsible for Information (AMRI) ke 14 yang digelar di Singapura. Para menteri sangat memahami bahwa di samping mendatangkan peluang, perkembangan teknologi misalnya dalam bidang komunikasi dan media sosial juga mendatangkan tantangan yakni munculnya informasi palsu.

Menteri Komunikasi dan Informasi Singapura S. Iswaran mengatakan bahwa berita palsu menjadi tantangan bagi semua negara. Untuk itu perlu kolaborasi dari para anggota ASEAN untuk memerangi berita bohong dan efek buruk lanjutannya.

Selain kolaborasi, setiap negara juga harus bisa memastikan bahwa warga negaranya mampu memilih dan memilah informasi yang setiap hari diterima.

"Ini tidak hanya masalah satu negara, tetapi hampir semua negara. Kami harus memastikan bahwa masyarakat bisa memilih informasi yang benar," ungkapnya di Konferensi ke 14 AMRI kemarin.

Singapura untuk tahun ini menjadi tuan rumah konferensi ke 14 ASEAN Ministers Responsible for Information yang digelar Kamis kemarin. Selain masalah berita palsu, AMRI juga menyoroti permasalahan mengenai literasi digital. Mereka memandang bahwa, perkembangan digital akan memberikan manfaat positif bagi ASEAN jika masyarakatnya juga terbuka terhadap perkembangan tersebut.

Adapun ASEAN saat ini masuk dalam enam kekuatan ekonomi terbesar dunia. Dengan perkembangan teknologi digital belakangan ini, ASEAN memiliki peluang untuk menjadi salah satu pemain dalam perkembangan ekonomi digital.

Survei terbaru dari Google dan Temasek menunjukan pertumbuhan internet di ASEAN termasuk yang paling cepat. Pengguna internet diproyeksikan akan terus bertambah dari 260 juta pada 2016 menjadi 480 juta pada tahun 2020.

Sementara itu laporan e-Conomy SEA Spotlight Report pada 2017 menunjukan kontribusi ekonomi berbasis internet mencapai 2% dari total produk domestik bruto (PDB) ASEAN. Kontribusi sektor ini diproyeksikan akan mencapai 6% atau 200 miliar dolar pada 2025.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper