Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengapa Pelaku Kerusuhan Mako Brimob Dibiarkan Hidup? Ini Penjelasan Moeldoko

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menjelaskan alasan mengapa tahanan terorisme yang diduga sebagai dalang pembunuhan terhadap lima polisi di Rumah Tahanan cabang Salemba, Markas Komando Brigade Mobil (Mako Brimob), Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, dibiarkan tetap hidup.
Personil Brimob berjaga di depan Mako Brimob Kelapa Dua pasca bentrok antara petugas dengan tahanan Rutan Brimob di Depok, Jawa Barat, Rabu (9/5) dini hari. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Personil Brimob berjaga di depan Mako Brimob Kelapa Dua pasca bentrok antara petugas dengan tahanan Rutan Brimob di Depok, Jawa Barat, Rabu (9/5) dini hari. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA -- Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menjelaskan alasan mengapa tahanan terorisme yang diduga sebagai dalang pembunuhan terhadap lima polisi di Rumah Tahanan cabang Salemba, Markas Komando Brigade Mobil (Mako Brimob), Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, dibiarkan tetap hidup.

Penjelasan itu disampaikan oleh Moeldoko dalam konferensi pers di kantornya, Jumat (11/5/2018), terkait kerusuhan yang terjadi pada Rabu (9/5). Dia mengatakan Konvensi Jenewa menyatakan lawan yang sudah menyerah tidak boleh dibunuh.

"Langkah-langkah seperti itu [yang ditempuh] sehingga semuanya selesai dan tidak ada korban pada serbuan [serbuan polisi ke tahanan terorisme] itu," terang mantan Panglima TNI itu.

Moeldoko menyatakan dirinya bersama Presiden Joko Widodo sedang berada di Riau ketika kerusuhan berlangsung. Setelah mendapatkan laporan mengenai kerusuhan tersebut, Presiden memberi petunjuk untuk segera dibentuk kesatuan komando atau posko yang diketuai oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan.

Petunjuk yang disampaikan oleh Presiden antara lain supaya polisi tegas dan tidak ragu dalam penanganan. Selain itu, Jokowi juga memberikan petunjuk supaya polisi menghindari jatuhnya korban yang banyak.

"Yang ketiga, batasan waktu segera diselesaikan. Itu petunjuk dari Presiden," ujar Moeldoko.

Menurutnya, dalam militer dan polisi terdapat prosedur pengambilan keputusan. Polisi kemudian mengambil keputusan setelah adanya instruksi dari Presiden.

"Akhirnya ada beberapa alternatif tindakan yang akan dilakukan. Pertama, serbu langsung. Kedua, intention dulu, setelah itu tindakan taktis berikutnya," ungkap Moeldoko.

Dalam serbuan langsung, Moeldoko menuturkan polisi melakukan perhitungan karena salah satu anggotanya masih menjadi sandera para tahanan terorisme.

"Alternatif kedua, intention, bagaimana memberikan tekanan, bukan negosiasi ya. Di antaranya listrik, air dimatikan, makanan tidak diberikan. Setelah malam ada keluhan dari mereka sehingga yang satu [polisi] dilepas. Secara terbatas makanan mereka kami berikan," paparnya.

Setelah polisi yang disandera dilepas, polisi menekan para tahanan terorisme hingga menyerah. Kendati demikian, terdapat 10 tahanan yang masih tertinggal.

"Waktu itu, kami ikuti di CCTV. Di situlah perintah untuk melakukan serbuan. Kemarin ada ledakan-ledakan itu adalah serbuan dan yang 10 [tahanan] menyerah," jelas Moeldoko.

Dia menambahkan pemerintah tidak menceritakan hal ini kepada masyarakat karena ini merupakan bagian dari taktik yang tidak boleh disampaikan.

"Saya harapkan penjelasan bisa dipahami dengan baik oleh masyarakat agar tidak terjadi perdebatan tidak perlu. Cerita sesungguhnya tidak seperti yang dipersepsikan di luar. Ini kami mengikuti dengan baik, apalagi Presiden," tegas Moeldoko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yodie Hardiyan
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper