Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Profitabilitas Jadi Tantangan Bagi Perbankan di Asia

Selama bertahun-tahun, perbankan swasta di kawasan Asia telah melakukan perekrutan bankir secara berlebihan. Hal itu mereka lakukan untuk menyamakan laju munculnya jejeran miliarder baru.
Ilustrasi./Antara
Ilustrasi./Antara

Kabar24.com, JAKARTA – Selama bertahun-tahun, perbankan swasta di kawasan Asia telah melakukan perekrutan bankir secara berlebihan. Hal itu mereka lakukan untuk menyamakan laju munculnya jejeran miliarder baru.

Berdasarkan data Asian Private Banker, pengelola hubungan konsumen (Relationship Manager/RM) yang melayani klien kaya di kawasan Asia telah mengelola'kolam uang'. Rata-rata aset yang dikelola masing-masing RM tersebut telah melonjak ke level tertingginya sepanjang waktu, menjadi US$341 juta pada 2017. 

Adapun Goldman Sachs Group Inc. berada di urutan teratas di dalam daftar terebut, dengan setiap bankir privatnya mengelola hampir tiga kali lipat dari jumlah tersebut.

Meningkatnya 'kolam kekayaan' sebagian mencerminkan volume individu kaya yang terbentuk di Asia. Bahkan Benua Kuning telah menjadi rumah bagi lebih banyak miliarder ketimbang di Amerika Utara.

Namun, kesempatan yang ditawarkan tersebut bertubrukan dengan kenyataan tentang operasional bisnis perbankan swasta, yaitu mengenai biaya penyesuaian yang terus meningkat dan jumlah bakat yang masih relatif kecil di pasar lokal.

“Semua bank kini mulai menyadari bahwa level kemakmuran telah meningkat, namun jumlah RM semakin terbatas,” kata Sean Kang, Direktur Scorpiio Partnership, perusahaan konsultan kekayaan (Wealth Consultant), seperti dikutipBloomberg, Senin (7/5/2018).

Adapun data dari Scorpio Partnership memperlihatkan, kawasan Asia berhasil membentuk individu yang memiliki setidaknya US$1 juta aset yang dapat diinvestasikan pada tiga kali lipat tingkat peningkatan bankir swasta.

Berdasarkan data Asian Private Banker, perbankan swasta telah menambahkan jumlah pegawainya dalam beberapa tahun terakhir untuk menyejajarkan laju perkembangan basis kliennya, dari 2015 hingga akhir tahun, 

Adapun 20 pengelola kekayaan (wealth managers) terbesar di Asia, selain di daratan China, juga meningkatkan penambahan pegawainya sebesar 12% menjadi 5.843. Oleh karena itu, beberapa pakar pun mulai mempertanyakan manfaat dari pendekatan seperti itu,

“Profitabilitas merupakan tantangan bagi perbankan swasta yang berjuang di Asia,” kata David Wilson, Head of Asia Wealth Management di Capgemini Financial Services.

Dia melanjutkan, beberapa dari perbankan swasta di kawasan Asia telah menyadari bahwa perekrutan besar-besaran tidak akan selalu membantu mereka mencapai target pertumbuhan aset di bawah manajemen maupun pemasukan.

Berdasarkan data Scorpio Partnership, hal sebaliknya terjadi di Swiss, di mana RM dapat  menghasilkan pendapatan rata-rata 25% lebih tinggi daripada di Singapura dan Hong Kong. 

Berdasarkan laporan tahunan Credit Suisse Group AG, jumlah eksekutif yang berhadapan dengan klien di bank mereka yang beroperasi di Asia telah turun 8% pada tahun lalu. Hal ini bertolak belakang dengan ekspansi perekrutan di tahun-tahun sebelumnya.

“Kami terus melakukan perekrutan RM senior secara strategis di seluruh kawasan, sementara mengelola performa di waktu yang sama,” kata Edna Lam, Juru Bicara Credit Suisse di Singapura, sambil menambahkan sebagai hasilnya, produktivitas pengelola hubungan konsumen dapat meningkat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper